Laporan Reporter Kontan, Arsy Ani Sucianingsih
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah bertengger di level 13.900-an terhadap dollar AS. Menteri Koordinator bidang Ekonomi Darmin Nasution menilai, ini bukan nilai fundamental tukar rupiah.
"Fundamental rupiah ada pada kisaran Rp 13.500 hingga Rp 13.600 per dollar AS. Namun, karena banyak faktor pemicunya membuat rupiah bergerak ke atas," kata dia, Rabu (25/4/2018).
Di perdagangan pasar spot, kurs rupiah hari ini ditutup di level Rp 13.921 per dollar AS. Senin lalu, rupiah sempat ke level 13.975, terendah sejak Desember 2015.
Sedangan di pasar antarbank yang direkam Bank Indonesia (BI) pagi tadi, rupiah di kisaran Rp 13.888 per dollar AS, menguat dibanding posisi kemarin yang ada di Rp 13.900.
“Kalau ada situasi tertentu, kemudian dipicu dengan omongan macam-macam, bisa saja rupiah bergerak sedikit ke sana, ke sini. Tetapi sebetulnya tidak ada sesuatu yang membuat dia berubah sacara segnifikan,” ujar Darmin saat ditemui di Jakarta, Rabu (25/4/2018).
Salah satu contohnya, kata Darmin, postingan Twitter Presiden AS Donald Trump yang menuduh beberapa negara melakukan manipulasi kurs. Hal ini memicu pergeraka pasar, tapi hanya sementara.
Baca: Mulai Ekspor, Mitsubishi Janji Utamakan Pemenuhan Permintaan Xpander oleh Pasar Lokal
Baca: Indonesia Jadi Basis Produksi Isuzu Traga, Selain untuk Domestik Juga Akan Diekspor
“Mestinya dasarnya tidak cukup untuk berlanjut, sehingga itu mestinya akan reda. Walapun pasar memang agak volatile,” tambahnya.
Dia mengigatkan, Bank Indonesia dan pemerintah tetap akan menjaga rupiah. BI dapat lakukan intervensi, sedangkan pemerintah bertugas untuk menyehatkan fundamental ekonomi ketika kurs tengah bergejolak.