TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO.
Dalam gelaran IPO, emiten ke-10 yang tercatat di BEI tahun ini ini melepas sebanyak-banyaknya 10 persen saham atau setara 770,37 juta lembar saham biasa.
Baca: Tiga Desainer Indonesia Siap Bawa Batik ke Panggung Dunia
Saat debut perdananya, saham perseroan dengan kode BTPS ini terkerek 23,08 persen atau 225 poin ke level Rp 1.200 per saham dari harga penawaran Rp 975 per saham.
Dalam aksi korporasi ini, BTPS ditargetkan meraup dana segar sebesar Rp 751 miliar.
Direktur Utama BTPN Syariah Ratih Rachmawaty menjelaskan, dana yang diperoleh pada proses ini akan digunakan untuk meningkatkan volume pembiayaan terhadap segmen nasabah prasejahtera produktif yang telah menjadi fokus bisnis perseroan selama tujuh tahun terakhir.
“Melalui pencatatan ini, BTPN Syariah siap menjalankan bisnis secara lebih terbuka,” kata Ratih di Gedung BEI, Sudirman, Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Dalam proses IPO BTPN Syariah ini, perseroan menunjuk PT Ciptadana Sekuritas Asia selaku penjamin pelaksana emisi efek (lead underwriter).
Untuk diketahui, hingga akhir Maret 2018, total aset BTPN Syariah mencapai Rp 9,5 triliun atau tumbuh 24.1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dana pihak ketiga mencapai Rp 6,7 triliun atau tumbuh 18,8 persen.
Pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 6,2 triliun atau tumbuh 21,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun, rrasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) terjaga di level 1,67 persen.