News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rupiah Melemah Merespons Defisit Neraca Dagang

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Teller menghitung uang dollar AS di banking hall salah satu bank BNI di Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2013). Kondisi mata uang rupiah mengalami penurunan terbesar sejak 20 bulan terakhir. Untuk pasar forward satu bulan ke depan, kurs rupiah turun 2,3 persen menjadi Rp 10.355 per dolar Amerika Serikat (USD) pada pukul 3:00 WIB. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Gerak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Selasa (26/6/2018) dibuka menguat ke level Rp 14.140 per dolar AS dari posisi penutupan dagang kemarin di posisi Rp 14.159 per dolar AS.

Namun demikian, tak berselang lama, di pasar spot rupiah kembali melemah dengan menyentuh level Rp 14.180 per dolar AS.

Bloomberg mengestimasikan, laju Rupiah hari ini akan bergerak di level Rp 14.140 hingga Rp 14.180 per dolar AS. Sementara, pelemahan mata uang garuda sejak awal tahun tercatat sebesar 4,50 persen.

Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada berpendapat, pergerakan Rupiah cenderung berbalik melemah seiring dengan respon negatif atas meningkatnya defisit neraca perdagangan Indonesia yang mencapai 1,52 miliar dolar AS pada Mei 2018.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, defisit neraca dagang terjadi karena nilai ekpsor pada bulan Mei 2018 sebesar 16,12 miliar dolar AS lebih rendah dari nilai impor sebesar 17,64 miliar dolar AS.

Baca: Harga Emas Antam Lebih Murah Rp 2.000 per Gram

“Nilai neraca perdagangan Indonesia Mei 2018 mengalami defisit 1,52 miliar dolar AS, dipicu oleh defisit sektor migas 1,24 miliar dolar AS dan nonmigas 0,28 miliar dolar AS,” kata Kepala BPS Suhariyanto, kemarin.

Reza mengungkapkan, di sisi lain, menguatnya mata uang Euro dibandingkan dengan dolar AS belum cukup kuat mengangkat laju Rupiah karena sentimen neraca perdagangan tersebut.

“Bahkan masih adanya sentimen dari rencana pelonggaran (loan to value)/LTV oleh Bank Indonesia juga tidak cukup kuat mengangkat Rupiah,” jelasnya.

Ia memperkirakan, laju Rupiah akan bergerak dengan kisaran support Rp 14.158 dan resisten Rp 14.146 per dolar AS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini