Ini merupakan pengurangan rig AS pertama dalam 12 pekan terakhir. Ini memperkuat kekhawatiran turunnya pasokan minyak dunia.
Meski begitu, Deddy menilai harga minyak belum akan menembus US$ 80 per barel tahun ini.
Arab Saudi dan Rusia berpeluang mengerek produksi minyak. Produksi AS juga masih mungkin bertambah.
Tapi tahun depan, terbuka peluang harga minyak mencapai US$ 80 per barel. Ini bisa terjadi seiring kembali pulihnya ekonomi dunia, selesainya proses Brexit dan membaiknya inflasi Eropa.
"Permintaan minyak akan kembali tinggi," prediksi Deddy.
Faisyal memprediksi, hari ini harga minyak WTI akan bergerak di kisaran US$ 70-US$ 72,30 per barel, dengan asumsi data simpanan minyak mingguan AS turun.
Sementara Deddy memprediksi sepekan ke depan harga minyak akan bergulir di rentang US$ 69,30-US$ 72,30 per barel.