TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur PT Adira Dinamika Multi Finance atau Adira Finance I Dewa Made Susila mengaku kenaikan net interest margin (NIM) sulit untuk terealisasi lagi di tahun 2018 ini.
Ia menyebut di tahun lalu perseroan bisa mendapatkan NIM sebesar 12,9 persen.
Dibanding tahun sebelumnya, dia bilang marjin yang didapat perusahaan mengalami kenaikan sekitar 2 persen.
Kenaikan NIM di tahun lalu di antaranya didorong oleh penurunan biaya dana yang terjadi saat bunga pinjaman perbankan memang mengalami penurunan.
Begitu pula dengan tren kupon untuk penerbitan obligasi.
NIM yang cukup besar sendiri banyak disumbang dari segmen kendaraan bekas dan sepeda motor.
Marjin bunga yang lebih tebal juga pada gilirannya untuk membantu perseroan mendongkrak perolehan laba.
Baca: Masyarakat Diminta Mewaspadai Kehadiran Beruang di Kebun
Namun untuk tahun ini, ia mengaku sulit untuk kembali merekahkan marjin yang bisa didapat.
Pasalnya kenaikan suku bunga acuan tentunya bisa membuat biaya dana yang harus ditanggung akan makin gemuk.
Meski begitu ia menyebut ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga marjin agar tidak banyak tergerus.
Di antaranya adalah dengan mencari sumber dana yang seefisien mungkin di pasaran.
Selain itu perseroan pun akan melakukan sejumlah aksi lain. Misalnya saja lewat efisiensi di biaya akuisisi.
"Selain itu kami juga ada di rasio kredit bermasalah," kata dia beberapa waktu lalu. (Kontan/Tendi Mahadi)