Trump mengatakan dirinya mungkin akan 'menampar' tarif sebesar 20 hingga 25 persen pada mobil impor.
Ia pun telah meminta Departemen Perdagangan untuk mempelajari apakah impor kendaraan akan mengancam keamanan nasional.
Argumen tersebut merupakan argumen yang sama yang digunakan AS dalam memberlakukan tarif baja dan alumunium.
Pada saat yang sama, AS telah memberlakukan tarif 25 persen yakni sebesar USD 34 miliar pada barang-barang dari Tiongkok, termasuk dalam sektor otomotif.
Tiongkok pun telah membalas dengan menetapkan tarifnya sendiri dan menaikkan tarif di sektor otomotif AS.
Dan kini AS menetapkan tarif sebesar 40 persen pada sebagian besar kendaraan yang dibangun oleh BMW, Daimler dan Ford.
AS juga mengenakan tarif untuk baja impor.
Ada tanda-tanda bahwa para pemimpin Eropa ingin menghentikan bentrokan perdagangan mobil dan mereka mungkin bersedia menegosiasikan kesepakatan yang bisa memotong tarif Eropa pada mobil-mobil Amerika.
Presiden Komisi Uni Eropa Jean Claude Juncker diharapkan bertemu dengan Trump pada pekan depan.
Para Ekonom mengatakan bahwa tarif saat ini memiliki dampak minimal, namun perang dagang besar-besaran di sektor otomotif bisa memiliki implikasi yang jauh jangkauannya.
"Sejauh ini, strategi ini belum menghasilkan hasil yang sangat positif," kata Cohen Setton.
Studi Peterson mengasumsikan bahwa produsen tidak akan meneruskan beban tarif penuh kepada konsumen.