News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Terpacu Momen Lebaran, Pembiayaan Baru Adira Finance Melonjak 17 Persen di Semester I

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli (tengah), berbincang dengan Direktur Keuangan I Dewa Made Susila (paling kiri) dan Perry B Sangor, Corporate Secretary Adira Finance, usai paparan kinerja semester I 2018 Adira Finance di Jakarta, Jumat (27/7/2018).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan Adira Finance membukukan kenaikan signifikan di penyaluran pembiayaan baru selama semester pertama tahun 2018 ini. Pembiayaan baru tumbuh 17 persen secara year on year (dibandingkan semester I tahun 2017) sejumlah Rp 18,4 triliun.

Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli, Jumat (27/7/2018) mengatakan, pertumbuhan ini ditopang oleh strategi yang tepat, kondisi pasar yang kondusif serta momentum Lebaran di mana banyak orang melakukan pembelian kendaraan baru.

Hafid menyebutkan, total piutang pembiayaan yang tersalur ke konsumen selama semester I 2018 mencapai 48,1 triliun atau naik 8 persen secara year on year.

Sementara, laba bersih perseroan di periode ini sebesar Rp 874 miliar, naik 28 persen year on year dari semester I 2017 sebesar Rp 681 miliar.

Hafid menyatakan, jika dirinci, penyaluran pembiayaan baru, terbanyak berasal dari pembiayaan mobil baru yang di semester I 2018 tumbuh 33 persen year on year menjadi Rp 4,8 triliun.

Kemudian disusul pembiayaan dari sepeda motor baru yang naik sebesar 20 persen year on year menjadi Rp 6,6 triliun.

Baca: Din Syamsuddin: Jangan Peralat Ulama untuk Klaim Dukungan Calon Presiden

Jika digabung dengan penyaluran pembiayaan kendaraan bekas, total pembiayaan mobil yang tersalur di semester I 2018 mencapai Rp 8 triliun.

Total pembiayaan motor baru dan bekas di periode ini sebesar Rp 9,1 triliun. Masing-masing bisnis ini tumbuh total sebesar 26 dan 14 persen.

I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira menyebutkan, selama semester I 2018, piutang pembiayaan yang disalurkan melalui skema joint financing mencapai Rp 20 triliun atau 42 persen dari total piutang pembiayaan yang dikelola.

Sementara, utang ke pihak eksternal yang ditanggung Adira di semester I berjumlah Rp 21,3 triliun berasal dari perbankan dan penerbitan obligasi.

Hafid optimis di semester II 2018 ini bisa memacu tinggi lagi penyaluran pembiayaan baru seperti di kendaraan roda empat.

"Mendekati akhir tahun biasanya ada tren kenaikan penjualan mobil baru. Orang berburu mobil sisa stok yang biasanya dijual dengan harga diskon.

Sementara, tren penjualan mobil bekas biasanya mengikuti penjualan mobil baru," ungkapnya.

Dia menyebutkan,
setelah memasuki bulan Juli 2018 ini, bisnis pembiayaan Adira masih tumbuh 16 persen secara keseluruhan, atau di atas rata-rata pertumbuhan industri.
Sementara, rata-rata pertumbuhan bisnis pembiayaan di industri ini di semester II ini, untuk motor hanya tumbuh 11 persen dan mobil hanya 4 persen.

Hafid juga menegaskan, saat ini dan ke depan, Adira akan melanjutkan strategi efisiensi di semua lini serta mengaktifkan tim marketing untuk menjemput bola, mendatangi konsumen potensial.

Antara lain dengan menggelar aktivitas marketing dengan melibatkan mitra dealer kendaraan.

"Kita banyak lakukan efisiensi proses di organisasi perusahaan kita. Dulu kita kurang berfokus pada penjualan, cabang cabang hanya mengelola order pembiayaan yang masuk saat market sedang tumbuh. Tapi saat market menyusut, kita butuh orang orang yang agresif untuk melakukan pendekatan untuk penyaluran pembiayaan baru," jelasnya.

Strategi ini diikuti dengan penyederhaan proses persetujuan atau approval untuk pembiayaan baru. "

Sekarang dokumentasi kita juga sudah paperless termasuk hubungan dengan dealar," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini