TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Yum China Holdings Inc, operator rantai restoran cepat saji terbesar di China telah menolak tawaran pembelian US$ 17,6 miliar dari konsorsium yang dipimpin Hillhouse Capital Group.
Penolakan tawaran setara Rp 257 triliun ini menyapu peluang terjadinya salah satu transaksi akuisisi terbesar di Asia.
Salah seorang sumber pada Reuters, Rabu (29/8) mengatakan, konsorsium Hillhouse menawarkan pembelian US$ 46 per saham, atau hampir 24% di atas harga pentupan Yum pada Selasa lalu.
Tapi, Yum China menolak tawaran tersebut karena tidak mencantumkan secara detail struktur investor konsorsium.
Mengutip Reuters, Hillhouse sejatinya sudah mencari pemberi pinjaman untuk menjadikan rencana ini. Perusahaan investasi asal China ini memang cukup pedepinangannya diterima.
Pasalnya, seorang penentu kebijakan di Hillhouse bernama Sam Su sebelumnya pernah menjadi Chairman dan CEO Yum China.
Baca: Nissan Punya Dealer Baru Berkonsep Global di Bekasi Barat
Belum jelas juga alasan sebenarnya Yum China menolak tawaran bernilai raksasa ini. Yang pasti, nilai Yum China tak kecil.
Perusahaan merupakan pemegang lisensi eksklusif KFC di China, juga Pizza Hut, dan Taco Bell. Yum China mengoperasikan lebih dari 8.100 restoran di 1.200 kota.
Setelah spin off dari induknya Yum Brands! Inc tahun 2016 lalu, perusahaan terdaftar di New York Stock Exchange.
Yum China tak memberi komentar pada Reuters atas kabar ini.
Berita ini sudah tayang di kontan berjudul KFC China tolak dibeli Rp 250 triliun