News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Impor Beras

Enggar Sebut Soal Gudang Jadi Urusan Bulog

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat ditemui di Pasar Kramat Jati, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gudang beras milik Perum Bulog saat ini sudah terlalu penuh sehingga Bulog harus menyewa gudang baru untuk menampung cadangan beras nasional.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan banyaknya beras yang masih menumpuk seharusnya menjadi pembahasan bersama pihak-pihak terkait.

"Ada yang bilang urusannya Bulog itu soal gudang. Mata mu itu! Seharusnya kita berpikir bersama-sama. Kita kan aparatur negara, jangan tuding-tudingan," kata Budi Waseso diikuti tawa awak media di Kantor Perum Bulog, Rabu (19/9/2018).

Baca: Sempat Turunkan Tim Selidiki Paket Misterius dari Tiongkok, Setelah Dibuka Ternyata Isi Tas Kecil

Ditemui di tempat berbeda, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan kalau sudah urusan gudang memang menjadi urusan korporasi Perum Bulog.

"Gudang itu dari Bulog itu 4 juta ton kemudian sebagian itu dari gudang itu di komersialkan bagaimana kebutuhannya, pengendaliannya, itu urusan koorporasi ada bagiannya," kata Enggartiasto saat melakukan kunjungan ke gudang Gakoptindo di Jakarta Barat, Rabu (19/9/2018).

Baca: Dirawat di Rumah Sakit, Rieke Diah Pitaloka Berpesan pada Mat Solar: Oneng Juga Lagi Sakit Bang

Saat ditekankan kembali mengenai biaya sewa yang harus ditanggung Bulog untuk menambah sewa, Enggar pun menyebut itu menjadi urusan Bulog.

"Itu urusan koorporasi. Itu urusan koorporasi," ungkap Enggar.

Sebelumnya Direktur Utama Bulog, Budi Waseso memastikan hingga akhir tahun pasokan beras mencukupi kebutuhan nasional bahkan berlebih hingga 3 juta ton.

Pihaknya pun tengah mencari cara agar beras tersebut dapat terserap 15 ribu ton atau atau sekitar 1,5 juta hingga akhir tahun.

"Perhitungan saya sampai akhir tahun tiga juta ton. Ini yang membuat saya pening, karena harus menyiapkan gudang tambahan kalau tidak terserap per harinya 15 ribu ton," ungkap Budi Waseso, saat ditemui di Pasar Kramat Jati, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018).

Adapun Bulog menambah sewa gudang seperti menyewa gudang milik TNI Angkatan Udara (AU) di Halim hingga di luar Jakarta.

"Kalau melihat situsasi pengadan masih masuk.
Dalam negeri itu 400 ribu ton per hari panen dari Sulawesi Selatan masih tinggi. Tapi tempatnya tidak ada. Jadi sewa gudang TNI AU di Halim," tutur Budi Waseso.

Direktur Pengadaan Bulog Batchiar pun mengungkapkan untuk biaya sewa anggaran Bulog mencapai Rp 45 miliar untuk periode enam bulan dari Juli hingga Desember baik untuk menyimpan beras produksi nasional maupun impor.

"Sewa biayanya Rp 90 ribu per ton per hari per meter. Ada yang Rp 70 ribu. Total biaya sewa besar, sampai Rp 45 miliar lebih untuk periode 6 bulan akhir tahun ini," ungkap Budi Waseso.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini