News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Sukses Darsono Perajin Marakas, Produksinya Dieskpor dan Dipesan 50.000 Saat Asian Games

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Darsono (41), menunjukkan kerajinan marakas karyanya di rumahnya, Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar.

TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Sudah hampir 12 tahun ini, Darsono (41), menekuni usaha membuat kerajinan marakas atau alat musik sejenis perkusi.

Kerajinan marakas karya bapak dua anak ini diekspor hingga ke Brunei Darussalam.

Darsono terlihat memainkan marakas karyanya di rumahnya Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, Jumat (21/9/2018).

Kedua tangannya secara bergantian mengayun-ayunkan alat musik berbahan kayu yang berbentuk lonjong.

"Ini isinya manik-manik dari plastik, biar tidak mudah hancur," kata Darsono.

Darsono merupakan satu dari beberapa perajin marakas di Kelurahan Tanggung.

Pria berperawakan kecil ini mulai menekuni usaha membuat kerajinan marakas akhir sejak 2006.

Awalnya, dia belajar cara membuat marakas dari tetangga. Lalu, Darsono mempraktikkan sendiri di rumah.

Ketika masih merintis, Darsono mengerjakan sendiri semua pembuatan marakas.

Mulai membubut kayu, mengecat, dan mengisi manik-manik ke dalam alat musik dikerjakan sendiri.

Tak hanya itu, Darsono juga memasarkan sendiri kerajinan marakas dengan cara keliling ke toko-toko souvenir.

"Ketika masih babat, semua saya kerjakan sediri. Mulai produksi sampai pemasarannya," ujarnya.

Secara perlahan, usaha kerajinan marakas miliknya mulai berkembang. Pesanan demi pesanan datang mengalir.

Darsono mulai kewalahan melayani pesanan marakas. Dia mencari pekerja untuk membantu memproduksi marakas.

Sekarang ada tiga pekerja yang membantu Darsono memproduksi marakas. Para pekerja ini bertugas membubut kayu dan mengecat.

Darsono hanya bagian finishing dan mengecek kualitas bunyi marakas.

Dalam sebulan, Darsono rata-rata harus memproduksi 8.000 unit marakas.

"Produksi itu untuk melayani pesanan dalam kota dan sebagian untuk diekspor ke Brunei Darussalam. Untuk ekspor, sudah ada pengepulnya," katanya.

Kerajinan marakas karya Darsono tidak satu jenis saja. Dia membuat marakas dengan bermacam model mulai berbentuk bola, telur, hingga labu.

Dia juga menghias marakas dengan cat warna warni untuk menambah kesan indah pada alat musik itu.
Darsono mengaku juga ketiban rezeki saat ada perhelatan Asian Games 2018 di Indonesia.

Dia mendapat pesanan marakas sebanyak 50.000 unit dari seorang distributor.

Distributor itu hendak menjual marakas karyanya ketika Asian Games berlangsung.

Darsono menyanggupi pesanan marakas dari seorang distributor itu.

Dia mulai mengerjakan pesanan marakas untuk Asian Games pada Juni 2018.

"Itu merupakan pesanan paling banyak selama saya menjadi perajin marakas," katanya. (Samsul Hadi)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kisah Darsono, Perajin Marakas Asal Blitar yang Karyanya Diekspor Hingga Brunei Darussalam,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini