Laporan Reporter Kontan, Yoliawan H
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Salah satu langkah PT Intraco Penta Tbk (INTA) untuk dapat mendulang kinerja positif adalah dengan melakukan pelebaran sayap bisnis di luar bisnis utama mereka di penjualan alat berat. Selama ini bisnis alat berat INTA menyumbang kontribusi sebanyak 80%.
Sekertaris Perusahaan INTA, Stephanus Ardhanova mengatakan pihaknya pun sedang mengambangkan terus bisnis diluar alat berat untuk melakukan diversivikasi lini bisnis dan mengurangi ketergantungan terhadap industri pertambangan.
“Kami memiliki lini bisnis fabrikasi dan pendukung infrastruktur yang memiliki beberapa proyek seperti LRT,” ujar Stephanus saat ditemui di Investor Summit 2018 Balikpapan, Selasa (25/9/2018).
Saat ini nilai proyek yang sudah berjalan sekitar Rp 153 miliar yang mayoritas diisi oleh kontrak infrastruktur sebesar 77%.
Kemudian nilai kontrak proyek baru hingga akhir tahun 2018 adalah Rp 62 miliar yang diisi mayoritas oleh minyak dan gas sebanyak 70%.
Baca: Pendaftaran CPNS Resmi Dibuka, Begini Prosesnya
INTA juga memiliki lini bisnis pembangkit listrik tenaga batubara melalui anak usaha mereka yakni PT Petra Unggul Sejahtera di daerah Batam.
PLTU Tanjung Kasam beroperasi secara komersial sejak 2012, area pembangkit listrik adalah 32 hektar dan kapasitas pembangkit listrik 2x55MW. Dibangun dengan nilai investasi sebesar US$ 197 juta dan masa konstruksi 20 bulan.
Satu lagi masih dalam tahap proses yakni PLTU Bengkulu yang diharapkan selesai di 2020 dengan pendanaan perjanjian fasilitas pinjaman senilai US$ 270 juta.
Kontribusi di luar alat berat ini baru sekitar 20% namun pihaknya akan terus meingkatkan lini bisnis ini.