TRBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat era digital yang serba cepat, developer properti harus mengambil strategi yang inovatif demi menggaet pasar besar generasi millenial.
Pasar milenial ini sangat besar, mengingat bahwa Indonesia akan segera memasuki tahun-tahun bonus demografi mulai tahun 2020 nanti.
Chief Executive Officer Binare Indonesia, Novi Imelly saat ini perlu edukasi bagi millenials bahwa properti sudah menjadi kebutuhan.
"Tugas developer untuk memberi edukasi kepada millenial agar mereka mulai memahami betapa pentingnya memiliki sekaligus berinvestasi di properti," kata Novi saat talk show interaktif PropertyInside Expo 2018 di Jakarta belumlama ini.
Dalam talkshow bertema “Millenials, Digital Marketing, First Time Home Buyer, First Time Investment, Novi menambahkan generasi ini harus dapat dirangkul, para marketer harus mampu berbaur dan mengikuti gaya milenial ini.
Associate Director Sales & Marketing Ciputra Group, Helen Hamzah mengatakan bahwa cara memasarkan properti saat ini sudah jauh berbeda dibandingkan 10 -15 tahun lalu apalagi berhadapan dengan millenials.
"Pengembang harus mengetahui kemampuan beli. Apakah Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar? Kira-kira dengan nilai jual seharga itu bisa dapat luasan berapa? Sekitar 20 – 25 meter persegi. Seperti itulah strategi sekarang,” ungkap Helen.
Helen mengingatkan generasi milenials cenderung memilih apartmen yang memiliki ukuran kecil misalnya 20 meter persegi.
“Mungkin ada yang bertanya, ukuran 20 meter persegi? Bagaimana tinggalnya? Tetapi memang itulah kenyataannya. Milenial hanya butuh tempat tinggal yang simple untuk istirahat, tidur, mandi, selebihnya mereka banyak berkegiatan di luar,” katanya.
General Manager Ciputra Group, Edwin H.Wardhana menambahkan, para pebisnis properti saat ini tidak dapat lagi melepaskan teknologi digital dalam strategi pemasaran mereka.
Para developer, sales, bahkan property agent harus familiar dengan teknologi, mereka harus mengkombinasikan penjualan secara online to offline.
General Manager MGM Propertindo, Aria Perdhana dalam paparannya tersebut memaparkan strategi kaum millenial untuk mulai berinvestasi properti sejak dini.
Anak-anak muda harus memahami properti seperti apa yang layak menjadi instrument investasi.
“Bagi mereka yang ingin memulai investasi, pilihlah lokasi atau kawasan yang memiliki captive market, membeli apartemen yang berdekatan dengan kampus-kampus misalnya, pasar mahasiswa itu bisa menjadi passive income dari nilai sewa,” ungkap Aria.