Reuters mencatat, Alibaba juga sebelumnya telah mampu mencatat pertumbuhan signifikan selama hampir satu dekade, termasuk lompatan 39% dalam penjualan tahun lalu menjadi CNY 168 miliar atau setara US$ 24,2 miliar.
Namun, ada beberapa ketidakpastian untuk tahun ini, salah satunya karena faktor perlambatan ekonomi, deflasi real estate dan ketegangan perdagangan AS yang bisa berdampak pada konsumsi China.
Pertumbuhan penjualan ritel online secara global juga melambat menjadi 24% atau turun 12 basis poin pada kuartal II 2018 menurut Biro Statistik Nasional.
Pembuat kebijakan pun berusaha membuat banyak perubahan, termasuk penguarangan pajak penghasilan dan tarif atas barang.
Hal itu menunjukan pengeluaran konsumsi diprediksi bakal meningkat dalam beberapa bulan mendatang. Hanya perlu menanti data dari perayaan "Hari Jomblo" untuk memproyeksi ke depan akan seperti apa.
Berita ini sudah tayang di kontan berjudul Alibaba Group berniat pecahkan rekor di Hari Jomblo