Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa saham Wall Street tertekan pada ada awal pekan ini yang dipicu oleh rontoknya saham-saham perusahaan teknologi di Indeks Nasdaq yang turun hingga 3 persen.
Banyak investor melepas saham Apple dan saham perusahaan teknologi lainnya.
Saham FANG, yang merupakan akronim dari Facebook, Amazon.com, Netflix, dan Google (Alphabet), mengalami penurunan tajam.
Saham Facebook anjlok 5,7 persen, Amazon terjun 5,1 persen, Netflix berkurang 5,5 persen, dan Alphabet merosot 3,8 persen.
Situs CNN Money, Rabu (21/11/2018) melansir, kondisi tersebut juga berdampak pada kekayaan yang dimiliki para pendiri, CEO dan para investor terkenal perusahaan teknologi. Mereka kehilangan uang secara cepat.
Baca: Putus dari Luna Maya, Ini Kisah Reino Barack dari Tokyo ke London Temui Syahrini dan Pengakuan Inces
Amazon
CEO Amazon, Jeff Bezos kehilangan USD 42 (sekira Rp 613 triliun) miliar dari kekayaan bersihnya yang mencapai puncaknya di awal September 2018 sekitar USD 168 miliar, mengacu pada data indeks Bloomberg Billionaires.
Saham Amazon telah anjlok sebanyak 25 persen di periode ini. Saat ini, saham itu diperdagangkan seharga USD 1500 per lembar.
Baca: Tujuh Fakta Kasus Pembunuhan Iin Puspita, Pemandu Lagu di Karaoke yang Mayatnya Disimpan di Lemari
Meski begitu, Jeff Bezos tak perlu khawatir sebab dia masih orang terkaya nomor satu di dunia.
Pada Selasa, Bezos dan istrinya, MacKenzie tetap menyumbangkan USD 100 juta (sekitar Rp 1,45 triliun) kepada dua nirlaba untuk tunawisma di Amerika Serikat (AS).
Kekayaan pendiri sekaligus CEO Mark Zuckerberg juga terhantam. Dia kehilangan USD 34 miliar (sekitar Rp 496,38 triliun) dari posisi puncaknya pada akhir Juli.
Kini orang terkaya nomor tujuh di dunia itu tinggal memilikibUSD 52 miliar atau sekitar Rp 759,17 triliun. Saham Facebook turun 40 persen sejak Juli dan diperdagangkan pada posisi USD 130 per saham.
Baca: Bikin Macet Tol Japek, Menhub Stop Sementara Proyek LRT dan Kereta Cepat Jakarta-BDG Sampai Lebaran
Tahun ini, Facebook diguncang sejumlah kontroversi, mulai dari skandal bocornya data privasi pengguna oleh Cambrigde Analytica, pidato kebencian, hingga campur tangan politik Rusia.