Kebutuhan untuk memiliki rumah yang layak huni merupakan salah satu hak dasar manusia. Tak heran jika pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) memasukkan sektor perumahan dalam prioritas kerjanya.
Dalam pemerintahan Jokowi-JK, sektor perumahan masuk dalam Nawa Cita kelima, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia, yang diimplementasikan dalam bentuk menyediakan rumah yang layak bagi masyarakat melalui Program Sejuta Rumah.
Program ini pertama kali dicanangkan oleh Presiden Jokowi pada 29 April 2015 di Ungaran, Jawa Tengah. Sejak dicanangkan sampai saat ini pemerintah telah berhasil mendongkrak pembangunan rumah yang sangat signifikan.
Pada 2015, Program Sejuta Rumah berhasil tercapai sebanyak 669.770 unit, 2016 naik menjadi 805.169 unit dan pada 2017 terealisasi 904.758 unit. Tahun ini angka realisasi Program Sejuta Rumah juga diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Jika melihat keberhasilan, Program Sejuta Rumah tersebut, tidak terlepas dari peran Bank BTN. Sejak pertama kali diluncurkan, BTN sudah berperan sangat signifikan dalam membuat target Program Sejuta Rumah terus tumbuh lebih baik.
Berdasarkan data penyaluran KPR yang dilakukan BTN mulai tahun 2015 terus mengalami peningkatan. Jika ditotal sejak 2015 hingga akhir September 2018, BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 2.311.421 unit senilai Rp 242,918 triliun.
Jumlah tersebut terdiri dari KPR subsidi sebanyak 1.571.740 unit senilai Rp 106,523 triliun dan KPR non-subsidi mencapai 739.681 unit senilai Rp 136,395 triliun.
Pencapaian Program Sejuta Rumah BTN dari tahun ke tahun terus meningkat, jika pada tahun 2015 KPR yang disalurkan perseroan baru mencapai 474.099 unit senilai Rp 52,452 triliun, maka tahun 2016 penyaluran KPR mengalami kenaikan signifikan menjadi 595.566 unit senilai Rp 63,995 triliun. Kemudian angkanya kembali naik pada 2017 sebanyak 667.312 unit senilai Rp 71,538 triliun.
Untuk tahun ini BTN optimistis penyaluran KPR bisa tembus 750.000 unit. Hingga akhir September 2018 KPR yang sudah disalurkan sebanyak 574.444 unit senilai Rp 54,933 triliun.
Maryono menegaskan, dengan adanya program sejuta rumah kini memiliki hunian yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tidak lagi sekedar mimpi.
Salah satu mereka yang beruntung bisa menikmati fasilitas KPR subsidi dari BTN adalah para driver ojek online, marbot masjid, tukang bakso, dll. Terbaru Bank BTN juga berperan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang unbankable untuk memiliki rumah melalui kolaborasi Academy (A), Business (B), Community (C), and Government (G) (ABCG).
Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Maryono, selain bisa mengurangi backlog perumahan, Program Sejuta Rumah juga telah membuat ekonomi rakyat terus menggeliat. Lihat saja ketika dibangun perumahan di kawasan tertentu, maka ekonomi di daerah tersebut pun bertumbuh, mulai dari kenaikan harga tanah, bermunculannya sentra ekonomi seperti pasar tradisional dan pasar malam hingga menjamurnya dagangan kuliner di komplek perumahan tersebut.
Belum lagi bisnis material bangunan yang banyak permintaan dari para konsumen yang ingin merenovasi rumahnya menjadi lebih cantik.