News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Selain Mengenalkan Keragaman Mi, Festival Mie 2018 Menepis Isu Indonesia Ketergantungan Impor Gandum

Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pekerja saat merapikan tumpukan karung tepung terigu Bungasari siap edar di Pabrik PT Bungasari Flour Mills Kawasan Industri Krakatau, Tegalratu, Ciwandan, Kota Cilegon, Banten, Rabu (9/11/2017). Pabrik tepung terigu yang memiliki fasilitas paling modern di Indonesia ini, mengadopsi sistem pengolahan gandum yang canggih dan modern. Flour Blending System merupakan sistem yang diterapkan dan menjadi keunggulan dari Bungasari yang berdiri sejak tahun 2012 ini. Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--- Paguyuban Mie Tunggalrasa Garamiro bersama PT Indofood Tbk divisi Bogasari menggelar Festival Mie 2018 di GOR Sunter, Jakarta Utara, pada Minggu (16/12/2018).

Festival yang terbuka untuk masyarakat umum ini berlangsung mulai pukul 08.00 WIB digelar cukup meriah.

Sambil menyantap mi pengunjung dapat menyaksikan hiburan yang diberikan panitia serta ada pula edukasi mengenai mi sehat.

Baca: Tiga Tibu Porsi Mi Ayam Ramaikan Festival Mie 2018, Harganya Hanya Rp 5000

Festival Mie (Bogasari)

"Pokoknya serba mi, yang tujuannya untuk semakin mempopulerkan keberagaman mi di Indonesia," ucap Ketua Paguyuban Mie Tunggalrasa Garamiro Pandiono.

Sementara ditemui dilokasi yang sama Direktur Indofood Franciscus Welirang mengatakan pameran ini juga sekaligus menunjukkan bila selama ini usaha mi ayam di Indonesia terus bertumbuh.

Suasana kemeriah Festival Mie 2018 yang digelar PT Indofood Tbk Divisi Bogasari bersama Paguyuban Mie Tunggalrasa Garamiro, perkumpulan UKM mi ayam binaan Bogasari di GOR Sunter, Jakarta Utara, Minggu (16/12/2018). (TRIBUNNEWS.COM/YANUAR NURCOLIS MAJID)

Menurutnya, bertumbuhnya usaha mi ayam ini turut menyerap banyak tenaga kerja.

Tidak hanya itu usaha mi ayam ini juga turut membantu petani dengan menyerap komoditas pertanian produksi dalam negeri seperti sayuran, bawang, kelapa sawit, ayam dan daging sapi.

"Ya kita liat, kan bukan sekadar mi saja, di dalamnya ada komoditi lain ada ayam, daun bawang, bahkan buah," kata Franciscus Welirang.

Dengan diadakan acara ini juga menepis tentang adanya anggapan yang menyebut Indonesia masih ketergantungan impor gandum.

Yang mana gandum merupakan bahan pokok utama pembuatan mi.

"Saya rasa itu itu salah ya (ketergantungan impor gandum-red), pertumbuhan normal 5 persen pertahunnya, dan itu kearah yang terus membaik, ada perubahan," ujar Franciscus Welirang.

Terpenting bagi Franciscus Welirang acara ini dapat memperlihatkan adanya regenerasi.

"Artinya yang dulu orang tua sudah digantikan oleh generasi berikutnya anaknya, putra-putra yang menjalankan, sehingga acara ini adalah acara anak muda," ucap Franciscus Welirang.

Kedepan Franciscus Welirang juga akan menyelenggarakan acara serupa di seluruh daerah di Indonesia.

"Kita akan masuk ke daerah-daerah di Indonesia, memang itu yang menjadi sasaran kita," ujar Franciscus Welirang

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini