TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan, pihaknya bakal membangun fasilitas pengolahan logam atau smelter dalam lima tahun mendatang.
Hal ini disampaikan pasca resminya pengambilalihan 51,2 persen saham Freeport oleh Indonesia melalui PT Inalum (Persero).
"Itu akan kita bangun dalam waktu lima tahun, akan segera kita tentukan di mana. Ini juga harapan pemerintah untuk memberikan nilai tambah," kata Tony usai penyerahan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari Dirjen Minerba Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat (21/12/2018).
Kendati demikian, Tony belum merincikan teknis serta lokasi pembangunan smelter.
Diberitakan sebelumnya, PTFI sempat berencana membangun smelter tembaga berkapasitas dua juta ton per tahun di Gresik, Jawa Timur.
Demi membangun fasilitas ini, persero akan berinvestasi lebih dari 2 miliar dolar AS dan ditargetkan rampung pada 2022.
Namun, Freeport masih membuka kemungkinan adanya pemindahan lokasi smelter ke Nusa Tenggara Barat, bekerja sama dengan PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
Sementara itu, Indonesia telah resmi menguasai 51,2 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) pasca pelunasan transaksi akuisi oleh PT Inalum (Persero). Nilai transaksi tersebut mencapai 3,85 miliar dolar AS atau setara Rp 55,8 triliun.
"Pada hari ini, telah kita selesaikan proses panjang perubahan KK Freeport jadi IUPK. Hari ini telah selesai ditandatangani oleh Menteri ESDM, dan semuanya sudah diselesaikan," kata Bambang Gatot dalam jumpa pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/12/2018).