Laporan Reporter Kontan, Nur Pehatul Janna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan jasa perawatan pesawat terbang, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) akan menggarap bisnis produksi ban pesawat dengan menggandeng produsen ban pesawat asal Eropa atau Amerika Serikat dengan dukungan pendanaan dari China atau perbankan.
Groundbreaking atau peletakan batu pertama pabrik pabrik ban pesawat ini akan dilakukan di kuartal I tahun ini dengan mengambil lokasi di Pulau Jawa.
"Untuk pabrik ban saat ini kami sedang merapikan perjanjiannya mudah-mudahan kami sudah bisa melakukan groundbreaking di akhir kuartal I. Untuk Produsen masih masih kami jajaki antara produsen Amerika dan Uni Eropa, yang pasti salah satu dari kedua negara ini," ujar Iwan Iwan Joeniarto, Direktur Utama GMFI di Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Iwan mengatakan, untuk tahap pertama pembangunan pabrik akan dilakukan di atas lahan seluas 35 hektar. "Lahannya milik group dan untuk lokasinya masih kami sesuaikan yang pasti di Pulau Jawa," tuturnya.
Ke depannya, dengan adanya pabrik ini diharapkan akan membantu industri karet di Indonesia salah satunya untuk meningkatkan harga karet.
Baca: Samsung Kenalkan TV QLED 8K 98 Inci di CES 2019
Baca: Dugaan Suap Meikarta: Sebelum Bahas Revisi Perda Tata Ruang, DPRD Bekasi Dibiayai Pelesir ke LN
Sementara ditanya soal nilai investasi, Iwan enggan membukanya. Dia hanya mengatakan, saat ini untuk pembiayaan sedang proses yang pasti untuk pendanaan bisa dari lokal maupun dari luar.
Beberapa waktu lalu, GMFI telah mengantongi dana senilai 500 juta dolar AS dari investor asal China untuk pendanaan beberapa proyek.
"Bisa saja pendanaannya dari China dan tidak menutup kemungkinan juga dari perbankan karena hingga saat ini memang belum kami tentukan karena masih evaluasi," ujar Iwan.