TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indikator strategis terkini terkait Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia selama bulan Maret dan Desember 2018.
BPS merilis soal perkembangan upah pekerja atau buruh, profil Kesejahteraan dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, upah nominal harian buruh tani pada Bulan Desember 2018 lalu naik 0,19 persen.
Kenaikan ini cukup bagus jika dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya Rp 53.056,00 per hari.
Di sisi lain upah riil juga mengalami penurunan sebesar 0,38 persen.
"Dengan demikian persentase penduduk miskin pada September 2018 menurun 0,16 persen dari angka sebelumnya 9,66 persen," katanya.
Suhariyanto mengatakan, jumlah penduduk miskin pada September 2018 mencapai 25,67 juta orang. Angka itu merupakan angka ril dalam jumlah penurunan yang mencapai 0,28 juta orang.
Kemudian pada bulan Maret, penurunan mencapai 0,91 juta.
"Yang jelas, persentase penduduk miskin di perdesaan dan perkotaan pada bulan Maret 2018 turun secara signifikan. Angka tersebut misalnya kemiskinan 7,02 persen turun menjadi 6,89 persen," katanya.
Menurut Suhariyanto, angka tersebut jika dirinci mencakup penurunan penduduk miskin di perdesaan dengan angka sebesar 13,10 persen.
Kemudian penurunan penduduk miskin di perkotaan yang tadinya mencapai 13,1 ribu orang turun menjadi 10,14 juta orang.
Ini mengindikasikan kesejahteraan penduduk di perdesaan meningkat.
Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2018 juga mengalami kenaikan sebesar 1,21 persen.
Kenaikan itu cukup signifikan jika dibandingkan bulan Maret yang hanya 101,94 menjadi 103,17.
Secara umum, inflasi selama periode Maret-September cukup rendah yaitu sebesar 0,94 persen.