News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Transformasi ke Digital Penting untuk Tingkatkan Daya Saing

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

Laporan wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Asosiasi Big Data Indonesia Rudi Rusdiah menilai penerapan tata kelola perusahaan alias Good Corporate Governance (GCG) menjadi kunci peningkatan kinerja perusahaan-perusahaan asli Indonesia.

Studi yang dilakukan Indonesian Institute of Corporate Directorship menunjukkan, Indonesia masih tertinggal dari sejumlah negara ASEAN dalam hal penerapan GCG.

Penerapan GCG diyakini bisa didorong dengan hadirnya transformasi teknologi atau digitalisasi.

“Bila berbicara tentang peningkatan tata kelola perusahaan dan pelayanan konsumen, jelas digitalisasi sangat penting agar perusahaan nasional dapat meningkatkan daya saingnya. Salah satu contoh yang saya dengar adalah inisiatif digitalisasi yang sedang diupayakan AJB Bumiputera 1912,” jelas pria yang juga Wakil Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) itu, Selasa (22/1/2019).

Transformasi digital, menurutnya, perlu dalam peningkatan pelayanan nasabah. Dia berharap agar citra kurang baik perusahaan nasional yang terkesan memiliki tata kelola buruk dapat diubah.

“Dengan adanya transformasi digital, data-data penting perusahaan dapat diproteksi dengan baik, kita biasa sebut dengan istilah data governance.”

“Implementasi Know Your Customers (KYC) juga dapat diterapkan guna mengenali identitas setiap nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah, termasuk pelaporan transaksi yang mencurigakan,” tambah Rudi.

Guna melengkapi transformasi digital, Ia juga menyarankan pentingnya Artificial Intelligence dalam customer service atau call center perusahaan.

Baca: Chatib Basri: Ada 60 Juta Kelas Menengah di Indonesia, Sangat Cerewet Soal Urusan Layanan Publik

“Penggunaan chat bot niscaya menjanjikan seamless customer experience, jelas meningkatkan kepercayaan dan memudahkan nasabah. Sekarang sudah ada fitur voice recognition dan speech analysis,” ucap Rudi.

Seperti diketahui, AJB Bumiputera 1912 menghadapi persoalan pembayaran klaim milik nasabah karena diduga kurang optimalnya tata kelola dana sehingga mengakibatkan minimnya likuiditas perusahaan.

Mengatasi persoalan tersebut, manajemen baru AJB Bumiputera 1912 berusaha melakukan transformasi bisnis dari model tradisional ke digital.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini