TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri e-commerce atau perdagangan online di Indonesia membuka kesempatan ekonomi dan peluang baru bagi berbagai sektor bisnis.
Data McKinsey memperkirakan, pada tahun 2022, nilai pasar e-commerce di Indonesia akan mencapai 65 miliar dollar AS (sekitar Rp 948 triliun).
Kemajuan industri ini telah memungkinkan bisnis Fast Moving Consumer Goods (FMCG) untuk menjangkau pembeli dari semua daerah Indonesia dalam platform digital, tanpa dihambat oleh faktor jarak dan waktu.
Memasuki tahun 2019, Sirclo, sebuah layanan penyedia solusi e-commerce, memaparkan beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh pelaku bisnis FMCG dalam era digital ini.
Adapun Sirclo menjalankan lini usaha bernama Sirclo Commerce, sebuah channel management solution (CMS) yang membantu brand untuk berjualan di berbagai kanal marketplace.
Sirclo Commerce sendiri sudah melayani sejumlah klien ternama dari industri FMCG seperti KAO, Arnotts, dan Quaker Oats.
Sirclo melakukan penelitian dan menggali insight dari klien FMCG yang dimiliki, dan menyimpulkan setidaknya tiga tantangan utama yang dapat menghambat laju usaha FMCG jika tidak dikelola secara baik.
Pertama, bisnis FMCG kesulitan untuk membangun keterampilan baru karena keterbatasan sumber daya manusia dan finansial.
Misalnya, ketika usaha ritel hendak beralih ke kanal penjualan secara digital, maka dibutuhkan karyawan yang memahami infrastruktur informatika dan teknologi. Padahal, tidak semua pelaku usaha memiliki modal dan pembiayaan untuk melakukan perekrutan secara permanen.
Tantangan inilah yang membuat Brian Marshal mencetuskan ide untuk mendirikan SIRCLO Commerce.
“Kami ingin membantu para pelaku usaha FMCG untuk memanfaatkan sistem yang efisien dan lebih terjangkau. Dengan begitu, mereka dapat menekan biaya operasional dan mendorong pertumbuhan transaksi,” ungkap Brian, founder dan CEO Sirclo.
Kedua, dengan kehadiran banyaknya kanal penjualan online, mulai dari website sendiri hingga platform marketplace, banyak brand yang kewalahan dalam menjalankan hal-hal administratif.
Penjual harus selalu siap sedia untuk membalas pesan satu per satu, menjawab komplain, atau mengecek stok secara manual. Pekerjaan repetitif ini menjadi beban yang mengonsumsi banyak waktu karyawan.
Untuk membantu brand menangani tantangan tersebut, Brian memperlebar layanan yang ditawarkan oleh Sirclo Commerce.