TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurs rupiah berpeluang kembali melemah ditandai dengan penguatan dolar AS yang secara teknikal berpeluang menguat di posisi Rp 14.000 per dolar AS dalam jangka pendek.
Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM dalam analisanya hari ini, Selasa (12/2/2019) menyebutkan, mata uang rupiah melemah di trading pada awal pekan walaupun penjualan ritel Indonesia melampaui ekspektasi dengan mencatat peningkatan 7,7 persen di bulan Desember 2018.
"Walaupun penjualan ritel yang positif akan meningkatkan keyakinan terhadap kekuatan fundamental ekonomi Indonesia, kurs rupiah tetap sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal. Dolar yang menguat masih terus membebani kurs rupiah dan mata uang pasar berkembang lainnya," ujar Lukman Otunuga.
Baca: IHSG Berpeluang Rebound ke Level 6.642-6.676
Dia menambahkan, kombinasi apresiasi dolar dan kekhawatiran mengenai perlambatan pertumbuhan global mungkin menekan rupiah di jangka pendek, namun Fed yang dovish seharusnya akan membatasi penurunan.
Baca Berita Terkait : Soal Puisi Doa Yang Ditukar, Fadli Zon Tolak Minta Maaf
Dia menyebutkan, perhatian investor akan tertuju pada data perdagangan yang dijadwalkan untuk dirilis pada hari Rabu yang mungkin memberi informasi tambahan mengenai keadaan ekonomi Indonesia.
"Data ini akan sangat dicermati untuk melihat pertanda dampak ketegangan dagang terhadap impor dan ekspor Indonesia. Selera terhadap Rupiah dapat meningkat apabila data ekonomi Indonesia terus melampaui prediksi pasar," ujarnya.
Baca: Billy Syahputra Disebut Nikah Siri dengan Hilda, Kriss Hatta: di Negara Kita Gak Boleh Poliandri
Baca: Teringat Nasihat Ayah Ahok Soal Pernikahan, Fifi Lety: Ada yang Gak Mau Dengar