Menurut Dwi, untuk peluang hulu migas Indonesia, pemerintah terus berupaya memperbaiki iklim investasi. Berbagai angkah dilakukan SKK Migas untk memperbaiki iklmin investasi, yaitu penyederhanaan perizinan dan peningkatan kegiatan eksplorasi melalui roadshow ke calon investor.
“Selain itu, going east in deep water, kami juga ingin memastikan ketersediaan migas diharapkan berbagai teknologi yang berkembang dapat membantu untuk mencegah risiko bisnis di oil and gas upstream,” katanya.
Hilmi Pangiroro mengatakan, saat ini Indonesia berada di daerah transisi energi. Transisi energi dari waktu ke waktu selalu berubah. Dari waktu batu bara pindah ke minyak tidak terlalu drastis, hari ini batubara masih banyak dipakai untuk kelistrikan karena murah. Transisi energi sekarang agak berbeda.
“Ada tiga hal yang harus diperhatikan, pertama lingkungan, begitu keras desakan lingkungan supaya lakukan dekarbonisasi. Kita agreed konvensi di paris. Kedua elektrifikasi. Terakhir teknologi. Paling relevan buat kita adalah storage,” kata dia.
Dia mengatakan Indonesia jelas dengan asumsi hari ini minyak sampai 2035 masih penting, pertumbuhannya hingga 2,6 persen, selain pertumbuhan konsumsi listrik. Tahun 2035-2040 kombinasi defisit gasoline ditambah diesel bisa sampai 1 juta barel per hari. Tapi Jepang-Korea Selatan impor minyaknya relatif stabil.
“Konsumsi energi yang besar itu good for us, drive the economy. Tapi kita harus produktif. Jadi konsumsi 1 juta barel ini jadi sesuatu yang produktif. Tapi jangan disubsidi, kayak tanda tangan blank check. Di situlah regulator sangat berperan, kata Hilmi.
Menurut Hilmi, hulu migas 15 tahun ke depan masih penting, untuk itu Indonesia harus berani berkompetisi. Salah satunya bisa ditunjukkan dengan fiskal term terbaik. “Pertama fiskal harus menarik, kedua harus dihormati sampai akhir kontrak. Ketiga accelerate development. Ini kalau mau naik produksinya,” tandasnya.
Adapun Dharmawan Samsu memaparkan beberapa proyek strategis Pertamina, antara lain Jambaran Tiung Biru dan rencana alihkelola Blok Rokan mulai 2021.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Defisit migas membayangi Indonesia tahun 2025, ini upaya pemerintah dan KKKS