Menurut Purnomo, keamanan energi terdiri dari 4 A yaitu Availability (kemampuan stok) yaitu energinya tersedia atau tidak, Accesability (keterjangkauan) bagaimana energi tersebut bisa menjangkau atau dijangkau masyarakat, Affordability (daya beli) bagaimana harga dari energi tersebut, Acceptability (daya terima) yaitu diterima atau tidak energi tersebut dalam masyarakat, serta Sustainability (kesinambungan).
Dalam kesempatan berikutnya, Direktur Aneka Industri, Harris Yahya mengatakan tantangan Indonesia 2045, adalah sumber energi di Indonesia masih 90% menggunakan energi fosil, dan di Indonesia belum tentu memiliki energi tersebut, sementara permintaan terus meningkat, sementara produksi terus menurun.
“Pilihan energi lain adalah batubara, namun Indonesia tidak memiliki batubara yang banyak, apabila eksploitasi dilakukan secara berlebihan, maka lingkungan akan rusak dan menyebabkan pemanasan global,” kata Harris.
Untuk nuklir, kata dia, masih belum bisa digunakan karena membutuhkan banyak uji kelayakan dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan risiko yang mungkin akan terjadi pada masyarakat di seputar pembangkit nuklir.
Hal senada dikemukakan oleh pakar geologi Surono yang mengungkapkan 40% panas bumi ada di Indonesia jadi potensi penggunaan sumber energi ini yang terbesar dan harus dimanfaatkan dengan maksimal.
Tatanan geologi di Indonesia, kata Surono, terhimpit diantara 3 lempeng tektonik, yang membuat Indonesia rawan gempa bumi, dan rawan akan gunung meletus. Indonesia memiliki gunung terbanyak didunia, dan memiliki energi panasbumi terbanyak didunia, namun pejabat tidak ada yang mau mengembangkan karena lamanya riset yang dibutuhkan maka dari itu seringkali pejabat mencari alternative yang lebih mudah.
“Jadi faktor geologi juga harus dipertimbangkan untuk menggunakan nuklir sebagai energi alternatif, karena sangat riskan. Terutama karena banyak gempa dan gunung berapi di wilayah Indonesia,” jelas Surono.
Menurut Surono, hingga saat ini belum banyak dikembangkan energi panas bumi (geothermal), padahal ini juga merupakan keunggulan yang dimiliki oleh Indonesia. “Mungkin pengusaha kurang tertarik menggarap geothermal,” ujar Surono.