News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Setengah dari Laba Bersih Adira Finance Tahun Buku 2018 Dibagikan Sebagai Dividen

Penulis: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli (tiga dari kiri) dan Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila (paling kanan) berbincang dengan jajaran direksi Adira Finance usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) di Jakarta, Jumat (29/3/2019). RUPST ini anyara lain menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 908 miliar atau Rp 908 per lembar saham.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 908 miliar atau Rp 908 per lembar saham. Jumlah dividen yang dibagikan ini setara dengan 50 persen perolehan laba bersih perusahaan pembiayaan ini sepanjang tahun buku 2018 yang mencapai Rp 1,82 triliun.

Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli dalam paparannya di Jakarta menyatakan, perseroan akan membagikan dividen tunai tersebut pada 30 April 2019.

Keputusan lainnya dari RUPST perseroan adalah penyisihan Rp 18,2 miliar atau 1 persen dari perolehan laba bersih perseroan untuk cadangan umum mengacu pada Undang-Undang Perseroan Terbatas.

RUPST menyetujui laporan tahunan perusahaan tahun buku 2018, pengesahan laporan keuangan perusahaan tahun buku 2018 yang telah diaudit dan mengesahkan laporan tugas pengawas dewan komisaris tahun buku 2018.

DI RUPST kali ini perseroan juga melaporkan penggunaan dana hasil penerbitan obligasi berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III tahun 2018 senilai Rp 2,26 triliun, obligasi berkelanjutan IV tahap IV tahun 2019 senilai Rp 618 miliar, dan sukuk mudharabah berkelanjutan III tahap III tahun 2019 sebesar Rp 214 miliar.

Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan, selama 2018 Adira Finance menerbitkan obligasi baru senilai hampir Rp 3 triliun.

Dana yang didapat dari hasil penerbitan obligasi dan sukuk setelah dikurangi biaya digunakan untuk mendukung ekspansi pembiayaan.

Baca: Rajin Mengonsumsi Tomat Bikin Panjang Umur

Made menyebutkan, sumber pendanaan Adira Finance selama ini berasal dari empat sektor. Yakni, pinjaman dari perusahaan induk, yakni Bank Danamon; dari pinjaman perbankan di dalam negeri dan lembaga keuangan di luar negeri serta hasil penerbitan obligasi di dalam dan luar negeri.

"Tahun ini aktivitas funding akan berlanjut karena ada pinjaman yang jatuh tempo. Semua aktivitas funding kita digunakan untuk pembiayaan baru," jelas Made.

Secara umum komposisi pendanaan Adira Finanace 50 persen berasal dari sukuk dan obligasi, 25 persen lainnya dari pinjaman perbankan dalam negeri dan 25 persen pinjaman luar negeri yang sudah di-hedging kurs valasnya dalam bentuk syndicated load.

Baca: Jadwal Konser Westlife di Jakarta Nambah Jadi Dua Hari

"Sebagian besar investor kita berbasis di Singapura, Taiwan dan Jepang. Kita sudah menerbitkan pinjaman sindikasi ini sejak 2013 sebagai bentuk diversifikasi sumber pembiayaan Adira Finance," jelas Made.

Made menyebutkan, tahun ini porsi pembiayaan Adira dari capital market kemungkinan akan membesar, yakni naik sekitar 5 persen.

Pembiayaan baru

Hingga akhir Desember 2018, pembiayaan baru yang telah disalurkan mencapai Rp 38,2 triliun, tumbuh 17 persen (yoy). Pembiayaan mobil sepanjang tahun 2018 meningkat 23 persen (yoy).

Pertumbuhan tersebut disumbang dari pembiayaan mobil baru yang naik 27 persen menjadi Rp 10 triliun serta kendaraan komersial baru yang meningkat 43 persen menjadi Rp 5,6 triliun.

Sementara pembiayaan kendaraan penumpang baru tumbuh sebesar 10 persen secara year on year menjadi Rp 4,5 triliun.

Di pembiayaan kendaraan bekas, Adira Finance juga membukukan pertumbuhan sebesar 18 persen (yoy) menjadi Rp 6,8 triliun yang ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan kendaraan seken sebesar 23 persen (yoy).

Adira juga membukukan pertumbuhan pembiayaan sepeda motor sebesar 15 persen menjadi Rp 19 triliun di 2018 karena kenaikan pembiayaan motor baru sebesar 20 persen (yoy). Hal ini membuat Adira meraih kenaikan pangsa pasar sebesar 60 bps menjadi 11,8 persen pada tahun 2018.

Tahun ini Adira Finance menargetkan pertumbuhan pembiayaan baru sekitar 5 sampai 10 persen dari capaian di 2018 sebagai respon perseroan terhadap tren ekonomi nasional yang tahun ini masih akan diwarnai oleh berbagai tantangan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini