TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Prodia Widyahusada Tbk (Kode saham: PRDA) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar Rp 175,45 miliar pada tahun 2018, lebih tinggi 16,35% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 150,80 miliar.
Pendapatan Bersih Perseroan juga tumbuh sebesar 9,12% menjadi Rp 1.599,76 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1.466,02 miliar.
Perseroan juga membukukan kenaikan EBITDA sebesar 16,08% dari Rp 239,05 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp 277,49 miliar pada tahun 2018. Margin EBITDA juga berhasil ditingkatkan menjadi 17,35%.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty, menjelaskan kinerja positif yang ditorehkan oleh Perseroan pada tahun 2018 mencerminkan keberhasilan Prodia dalam menjaga pertumbuhan bisnisnya.
“Di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan pada tahun 2018, Perseroan tetap mampu menjaga pertumbuhan pendapatan, EBITDA, dan laba yang cukup baik. Kami berhasil mencapai target laba bersih dengan terus berfokus pada keunggulan dan efisiensi operasional. Kami optimis dapat mempertahankan posisi keuangan yang sehat pada tahun-tahun mendatang,” jelas Dewi.
Laba bersih Perseroan mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan pendapatan bersih Perseroan.
Pada tahun 2018, pendapatan tes laboratorium tercatat sebesar Rp 1.408,87 miliar atau berkontribusi sekitar 88,06 persen terhadap pendapatan perseroan.
Hal ini menunjukkan kuatnya kinerja bisnis inti Perseroan dan keunggulan operasional Prodia.
Pendapatan non-laboratorium meningkat menjadi Rp 204,47 miliar, atau naik sebesar 8,90% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 187,76 miliar.
Di samping itu, pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan juga turut mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan Perseroan.
Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sekitar 32,32% dan 30,01% kepada pendapatan Perseroan.
Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 20,68% dan 16,98% terhadap pendapatan Perseroan.
Sepanjang tahun 2018, jumlah pemeriksaan mencapai 15.9 juta dan jumlah kunjungan mencapai 2.5 juta. Jumlah permintaan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 9,0% pada tahun 2018 menjadi 517 ribu tes, dari 474 ribu tes di 2017.
Pendapatan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 17.3% pada tahun 2018 menjadi Rp 254,86 miliar dari Rp 217,33 miliar di 2017 atau berkontribusi sekitar 15,9% kepada pendapatan Perseroan 2018.