Pada tahun 2018, total aset Perseroan mencapai Rp 1.930,38 miliar, atau lebih tinggi Rp 82,18 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
Aset lancar menjadi Rp 1.202,10 miliar dan Aset nonlancar menjadi Rp 728,29 miliar.
Sedangkan, total liabilitas turun sekitar 24,10% menjadi Rp 368,22 miliar dibandingkan tahun 2017 yang mencapai Rp 485,11 miliar.
Adapun total liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp 164,28 miliar dan total liabilitas jangka panjang Rp 203,93 miliar.
Total Ekuitas naik sekitar Rp 199,08 miliar atau 14,60% menjadi sebesar Rp 1.562,17 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.363,09 miliar pada tahun 2018.
Dari sisi arus kas, Perseroan berhasil mempertahankan arus kas bersih dari aktivitas operasi dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp 239,83 miliar meningkat Rp 146,36 miliar, dibandingkan tahun 2017 yang mencapai Rp 93,47 miliar.
Peningkatan akun arus kas bersih dari aktivitas operasi ini disebabkan oleh meningkatnya penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp 1.564,99 miliar pada tahun 2018.
Beban usaha mengalami peningkatan sekitar 8% menjadi Rp 770,42 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 712,69 miliar.
Hal ini disebabkan diantaranya karena meningkatnya beban pemasaran dan beban umum dan administrasi yang masing-masing mencapai sebesar Rp 46,17 miliar dan Rp 724,25 miliar.
Per 31 Desember 2018, Perseroan menggunakan sekitar Rp 456,87 miliar dari total dana hasil bersih penawaran umum senilai kurang lebih Rp 1.148 miliar.
Dana penawaran umum tersebut digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, modal kerja, serta investasi jangka pendek dan jangka panjang.
Pada tahun 2018, telah membuka sejumlah cabang baru diantaranya di kota Sorong, Jember, Sukabumi, Sampit, Bengkulu, dan Jepara.
Hingga akhir tahun 2018, Perseroan telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 292 outlet, termasuk diantaranya 143 laboratorium klinik, di 34 provinsi dan 123 kota di seluruh Indonesia.
Luncurkan Layanan Pemeriksaan Genomik