TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Global Future Institute Hendrajit menilai bahwa keberhasilan eksplorasi hulu migas Pertamina, memiliki arti strategis.
Termasuk di antaranya, realisasi pemboran hingga April 2019 yang mencapai 77 sumur, dari total 98 proyek eksplorasi hulu migas pada tahun ini.
“Terlepas dari apresiasi yang diberikan kepada Pertamina, ada yang lebih strategis dari itu. Karena di dalam grand desain, yang lebih strategis adalah strategi mengembalikan kapasitas produksi sehingga Indonesia menjadi negara pengekspor minyak,” kata Hendrajit kepada media Senin (20/5/2019).
Menurut peneliti geopolitik tersebut, keberhasilan Pertamina mengebor 77 sumur menjadi sinyal kinerja positif Pertamina. "Ternyata memang Pertamina agresif. Tidak pasif seperti yang dikesankan selama inj," tutur Hendrajit.
Baca: Tampilan Baru Polly Alexandria saat Temui Nur Khamid, Intip Perubahannya Dengan Pipi Lebih Gemuk
Baca: Inzaghi atau Sarri Jadi Pelatih Juventus? Wakil Presiden Juventus Menjawab
Baca: TERBARU: HASIL Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo Data Masuk 90,98% Senin 20 Mei
Baca: Mantan Kepala BIN dan Jenderal (Purn) Blak-blakan Soal Kekuatan Massa Aksi 22 Mei Pendukung 02
15 Latihan Soal PKN Kelas 1 SD Bab 1 Kurikulum Merdeka, Pilihan Ganda dan Esai Lengkap Kunci Jawaban
Kartu Prakerja Gelombang 65 Ditutup Malam Ini, Segera Daftar! Ini Syarat & Cara Mengikuti Programnya
Secara profesional, lanjut dia, Pertamina juga progresif melakukan terobosan-terobosan eksplorasi dan eksploitasi sumur migas. Kalaupun mengalami kendala, lebih karena terbentur dengan desain ekonomi yang lebih makro dan global.
Lebih jauh Hendrajit mengungkapkan bahwa eksplorasi sumur yang dilakukan Pertamina juga berpengaruh pada ketahanan energi.
Untuk itulah dia berharap, bahwa Pertamina terus konsisten, karena masih terdapat ribuan sumur aktif yang belum tereksplorasi.
Misalnya saja, di daerah antara Karawang-Purwakarta ada ribuan sumur minyak yang masih aktif tapi tidak terkelola, karena tidak terpetakan dan terdokumentasikan.
Pertamina sendiri, optimistis menyelenggarakan 98 proyek eksplorasi dan pengembangan hulu migas di Indonesia pada 2019 dengan biaya investasi yang dianggarkan pada tahun ini mencapai 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp 27,4 triliun.
Komitmen investasi Pertamina di sektor Hulu menjadi agenda prioritas di tahun 2019. Hal ini dibuktikan dengan nilai investasi sektor hulu secara keseluruhan yang mencapai sekitar 2,6 miliar dolar AS atau sekitar 60% dari keseluruhan investasi Pertamina pada RKAP tahun 2019 yang mencapai 4,2 miliar dolar AS.
Optimisme tersebut didukung sejumlah capaian. Hingga bulan April, Pertamina menyelesaikan pemboran 77 sumur di Indonesia, yang terdiri atas 72 sumur eksploitasi dan 5 sumur eksplorasi di wilayah erja (WK) eksisting. (*)