News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kawasan Suramadu Dinilai Potensial Jadi Waterfront City Terbaik

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Maket gambar pembangunan kawasan Suramadu.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Project Director PT PP Properti Suramadu, Surabaya, Satrio Sujatmiko menilai kinerja industri properti akan tumbuh secara cepat, terutama pada kwartal IV 2019 pasca-pelimu 2019 .

Pertumbuhan itu akan terjadi pada kawasan-kawasan (lokasi) strategis, wilayah-wilayah baru yang harga properti (tanah dan bangun) masih under-value dan dengan potensi pertumbuhan kenaikan harga cukup besar akan diburu para investor.

Satu di antara kawasan yang masih under-value, katanya, adalah Suramadu di wilayah Surabaya Timur, dekat perbatasan Surabaya Utara.

Kawasan ini, ujar dia, berpeluang menjadi kawasan wisata resort pantai mengikuti jejak kawasan rekreasi Ancol di Jakarta Utara.

Hal itu seiring dengan pengembangan infrastruktur, sarana olahraga bertaraf internasional, pantai Suramadu menjadi kawasan wisata.

Dia mencontohkan, mungkin tahun 1980-an kawasan Ancol yang merupakan kawasan rawa-rawa, semak belukar dan jauh dari kota.

Tetapi  setelah Taman Impian Jaya Ancol dikembangkan oleh “tangan dingin” DR.(HC) Ir Ciputra tahun 1985, ditambah pengembangan infrastruktur jalan secara masif, kawasan ini berangsur dilirik orang sebagai hunian eksotik sekaligus investasi yang menguntungkan.

Sekarang siapa yang tak kenal Ancol, kawasan rekreasi keluarga dan kawasan hunain tepi pantai yang sangat mahal dan bergengsi, bahkan dikenal sampai manca negara.

Saat ini NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) misalnya daerah Metro Marina Ancol Barat, itu sudah mencapai Rp 19,8 juta m2. Sementara harga pasar bisa berkisar Rp 25 juta – Rp 35 juta m2.

Karena itu, Satrio optimistis Suramadu dapat meniru, bahkan melebihi sukses Ancol.

“Kenyataannya kota-kota tepi laut (waterfront cities) seperti: Sydney (Australia), Venesia (Italia), Helsinki (Finlandia), San Sebastian (Spanyol), dan Singapura, merupakan kota paling maju dengan harga properti sangat mahal. Suramadu sendiri dalam 2 tahun terakhir ini sedang berkembang pesat dan mulai dilirik oleh pelaku bisnis dan investor,” kata Satrio, dalam keterangan yang diterima Senin (20/5/2019).

Menurut Satrio, kawasan Suramadu potensial menjadi waterfront city terbaik di Indonesia dengan dikembangkannya beberapa infrastruktur di sana.

Kelebihan Suramadu pertama, memiliki real sea view, di depan akan dilintasi JLLT (Jalur Lingkar Luar Timur) yang akan menghubungkan Pelabuhan Tanjung Perak – Bandara Ir. Juanda.

“Dalam rencana Pemerintah Kota, jalan tol di Surabaya ini akan melingkar, Suramada berada di posisi timurnya  dan bersambungan dengan CitraLand Surabaya (Surabaya Barat) via JLLB Jalur Lingkar Luar Barat, dan ini akan berdampak positif terhadap Suramadu,” kata Satrio.

Contoh konkrit dari dampak positif pembangunan infrastruktur terhadap satu kawasan, disebut Satrio adalah Jl Soekarno, Surabaya sebelum dibangun MERR (Middle East Ring Road) tidak ada yang mau beli lahan dan tinggal di daerah rawa-rawa itu. Rumah harga Rp200 juta pun tidak ada yang tertarik. Sekarang harganya sudah naik minimal Rp500 jutaan.

“Sama seperti di Surabaya Barat, dulu tidak ada yang mau tinggal di sana, sekarang mereka berebut tinggal di sana. Ini juga akan dialami oleh Surabaya Timur, khususnya kawasan Suramadu. Karena di Barat sudah ramai, sekarang Pemkot ingin mengembangkan wilayah Timur dan Utara, biar merata,” jelasnya.

Tidak hanya itu, kawasan Suramadu ini akan makin strategis karena dikelilingi sarana olahraga bertaraf internasional, Surabaya International Velodrome dan  Indoor Shooting Range yang oleh Pemkot Surabaya ke depan dijadikan tempat penyelenggaraan kejuruan-kejuruan internasional. Ditambah lagi rencana pembangunan cable car yang diinisiasi Pemkot Surabaya untuk mendukung Suramadu  sebagai kawasan wisata bertaraf internasional.

Jalur cable cara membentang di sepanjang Pantai Kenjeran Surabaya, diyakini mampu mempercepat terealisasinya kawasan resort pantai itu sekaligus mendorong tumbuhnya bisnis properti berkelas di kawasan tersebut.

Satrio optimistis kawasan pantai Suramadu bisa berkembang menjadi kawasan wisata resort besar seperti Ancol di Jakarta.

Saat ini PT PP Properti Tbk. (Persero) melalui anak usaha PT PP Properti Suramadu ikut meramaikan calon kawasan wisata pantai terbesar di Indonesia bagian Timur itu dengan mengembangan proyek superblok bernuansa resort pantai seluas 5,6 hektare di lokasi tersebut.

“Kami ingin memindahkan kawasan superblok yang umumnya berada di tengah kota dan Surabaya Barat ke Tambak Wedi (Suramadu). Berbeda dengan Grand Sagara yang ada di tepi pantai. Karena ini kawasan sedang berkembang, maka harga properti masih sangat terjangkau. Jadi kalau Anda tunggu 5 -10 tahun saat sudah ramai baru beli. Anda sudah telat. Harga pasti minimal sudah 3 kali lipat,” ujar Satrio.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini