TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Investasi properti cenderung digeluti oleh orang-orang berpenghasilan tinggi hingga ratusan juta rupiah. Namun di era digitalisasi industri saat ini, ternyata milenial juga mampu berinvestasi properti dengan modal rendah.
"Saat ini sudah berkembang fintech-fintech bermodel crowdfunding untuk investasi properti. Sebetulnya ini membuka akses untuk orang-orang yang memiliki modal terbatas," ucap Co-Founder Ethis Indonesia Ronald Yusuf Wijaya di Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Ronald menilai, dunia investasi properti saat ini telah berbeda dengan zaman dahulu.
Dulu, masyarakat di kota-kota besar seperti Jakarta harus bermodal minimal Rp 500 juta untuk membeli apartemen studio di pengembang.
Saat ini, orang-orang justru bisa memulai investasi bermodal minim.
Baca: Penumpang Pesawat di Periode Lebaran 2019 Diprediksi Turun
Apalagi, investasi properti bermodal crowdfunding ini kata Ronald, justru menawarkan profit lebih tinggi ketimbang membeli satu unit properti.
"Kenapa? Kalau di properti ada istilah capital gain, beli properti sekarang tahun depannya berharap bakal naik 5-10 persen. Sedangkan kalau di crowdfunding, profitnya bisa kita tawarkan dari 12-13 persen," ungkap Ronald.
Baca: Menteri Darmin: Demo 22 Mei Tidak Pengaruhi Investasi Dalam Negeri
Di sisi lain, investasi properti bisa jadi pilihan investasi yang cocok karena lebih aman.
Ketika terjadi sesuatu, aset properti tersebut masih bisa diperjuangkan karena memiliki wujud konkret.
Selain itu, investor pun bisa menunggu tahun-tahun berikutnya untuk mencapai nilai keuntungan yang diinginkan.
"Indahnya (berinvestasi di) properti, hari ini mungkin belum laku, tapi 2-3 tahun ke depan kemungkinan ada capital gain sampai 30-40 persen. Berarti keuntungannya cukup bagus dan aman karena ada back asset capital gain," kata Ronald.
Penulis : Fika Nurul Ulya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Investasi Properti Cocok Dipilih meski Kantong Pas-pasan