TRIBUNNEWS.COM - Kemarin, Kamis (11/7), Bank BRI (BBRI) mencatat lompatan baru lagi. Saham bank plat merah ini mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa, pada harga Rp 4.510 per saham.
Rekor tertinggi baru ini tercapai hanya sehari setelah rekor baru sebelumnya terpecahkan pada harga Rp 4.470 per saham, Rabu (10/7). Sebelumnya lagi, rekor tertinggi baru tercapai pada April lalu, ketika harga untuk pertama kali menggapai Rp.4.460 per saham.
Sekadar mengingatkan, saham Bank BRI pernah mengalami dua kali pemecahan saham (stock split), yaitu pada Januari 2011 dan November 2017, masing-masing dengan rasio satu banding lima (1:5).
Pemecahan saham ini mengakibatkan jumlah saham BRI saat ini berlipat 10 kali lebih banyak ketimbang pertama kali go public pada 2003 lalu. Dengan kata lain, harga saat ini kira-kira hanya sepersepuluh (0,1 kali) dibandingkan dengan harga andaikata tidak ada stock split.
Nah, jika dua kali pemecahan jumlah saham tadi tidak kita perhitungkan, maka harga saham BBRI pada penutupan bursa saham kemarin setara Rp 45.100 per saham.
Setiap kali ada saham mencapai rekor seperti sekarang, tentu para investor saham melonjak kegirangan. Potensi keuntungan sudah membayang di depan mata.
Nah, berapa potensi keuntungan yang mereka dapat? Tentu saja laba atas investasi pada saham BBRI akan bervariasi, tergantung kapan si investor membeli serta pada harga berapa.
Keuntungan terbesar jelas akan dinikmati oleh mereka yang membeli saham bank plat merah ini sejak penawaran publik perdana (IPO) pada 10 November 2003 silam dan belum menjualnya sampai sekarang.