TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu hari pasca padamnya listrik di Pulau Jawa pada Minggu (4/8/2019) kemarin karena kesalahan teknis membuat Presiden Jokowi turun tangan langsung.
Pagi ini, Senin (5/8/2019) Presiden Jokowi dan rombongan melakukan kunjungan ke Kantor Pusat PT PLN (Persero), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Pantauan Tribunnews.com, Jokowi tiba di kantor pusat PT PLN (Persero) sekitar pukul 08.40 WIB dan langsung menuju ke ruang rapat di gedung utama.
"Peristiwa pemadaman minggu kemarin dalam sebuah managemen besar seperti PLN ini menurut sata ada tata kelola resiko yang dihadapi dengan managemen besar. Tentu saja ada plan back up. Pertanyaan saya kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan baik," ucap Jokowi.
"Saya tahu peristiwa ini pernah terjadi 2001 di Jawa Bali mestinya itu pelajaran kita bersama jangan sampai kejadian yang pernah terjadi malah terjadi lagi. Saya tahu ini tidak hanya rusak reputasi PLN tapi konsumen juga dirugikan. Pelayanan transportasi umum berbahaya sekali, MRT misalnya. Pagi ini saya mau dengar langsung. Tolong sampaikan simpel-simpel saja," tegas Jokowi.
Baca: Komentar Para Tokoh dan Sindiran Rocky Gerung di Twitter: Dear PLN, Mengapa Istana Makin Gelap?
Kehadiran Jokowi disambut langsung oleh Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani yang baru dilantik 2 Agustus lalu dan para petinggi PLN lainnya.
Sripeni menggantikan posisi Direktur Utama sebelumnya, Sofyan Basir yang menjadi tersangka di KPK terkait dugaan suap proyek PLTU Riau-1.
Kini, Sofyan Basir tengah menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta sebagai terdakwa. Persidangannya masih seputar pemeriksaan saksi dari jaksa penuntut umum KPK.
Jokowi datang langsung ke kantor pusat PLN karena ingin mendapatkan penjelasan detail langsung dari pihak PLN.
Terlebih dampak dari padanya listrik di Pulau Jawa sejak pukul 12.00 WIB hingga tengah malam membuat masyarakat kesulitan.
Diantaranya pemadaman listrik membuat KRL Commuter Line hingga MRT berhenti beroperasi.
Arus lalu lintas khususnya di perempatan jalan menjadi semrawut karena lampu merah tidak beroperasi.
Pemukiman hingga komplek pertokoan gelap gulita. Beberapa pabrik industri juga merugi karena tidak beroperasi.
Sebelumnya, Sripeni menegaskan padamnya listrik kemarin bukan karena faktor politis apalagi sabotase melainkan karena kesalahan teknis.