Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin
TRIBUNNEWS.COM, SOREANG - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memperkirakan kerugian industri tekstil akibat blackout (padam total) listrik yang terjadi Minggu (4/8/2019) kemarin mencapai Rp 500 miliar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua API Pusat, Ade Sudrajat melalui telepon seluler, Senin (5/8/2019).
"Karena pemadamannya cukup panjang terus akan diikuti dengan pemadaman-pemadaman selanjutnya karena belum stabil. Kerugian diperkirakan sudah mencapai Rp 500 miliar di seluruh perusahaan tekstil di Pulau Jawa termasuk Banten segala macam," katanya.
"Semuanya jelas terdampak karena mati listrik ini. Di Kabupaten Bandung diperkirakan mencapai Rp 200 miliar karena 44 persen industri tekstil itu ada di Kabupaten Bandung," ujarnya.
Selain tidak adanya aktivitas produksi selama padamnya listrik, pihak perusahaan juga tetap harus membayar gaji karyawan yang telanjur masuk kerja pada hari itu, meski mereka tidak bekerja.
Pada saat blackout pihak perusahaan otomatis harus meningkatkan pengamanan karena dikhawatirkan akan ada pencurian atau kebakaran sehingga harus ada pengamanan ekstra.
Pihak perusahaan lagi-lagi terpaksa harus membayar tenaga sekuriti tambahan.
"Yang paling jelas produksi jadi tidak berkualitas, barang rusak semua karena ada proses yang terganggu, seperti pencelupan menjadi belang, yang ditenun menjadi bergaris karena mesin mati mendadak," katanya.
Baca: Pemadaman Listrik, Peneliti Intelijen Ingatkan PLN Waspadai Serangan Siber Terorisme
Baca: Baru Dilantik 2 Hari Lalu, Dirut PLN Sripeni Sudah Buat Jokowi Marah dan Langsung Pergi
Kerugian paling parah menurutnya ada di bidang IT, karena sebagian besar perusahaan tekstil di Indonesia sudah menggunakan perangkat teknologi untuk pengoperasional-an mesin dengan sistem komputerisasi.
"Peralatan elektronik yang rusak otomatis harus kami ganti semua. Karena semua mesin itu sudah pakai CPU dengan sistem komputerisasi, semua rusak karena tegangan beda dan sebagainya," katanya.
Kerugian lainnya berasal dari pengoperasionalan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang tidak berjalan.
Pemadaman listrik total ini jelas merugikan pelaku industri tekstil di Indonesia khususnya Pulau Jawa dan Banten.
"Untuk menghidupkannya kembali kira-kira (PLN) membutuhkan waktu tiga minggu. Kalau sekarang ditambah mau pemadaman lagi, pusing kami, satu dan lain hal jadi kami rugi lagi, rugi lagi," ujarnya.
Ditambah pemadaman listrik ini sangat mendadak dilakukan oleh PLN. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya, kapan dan berapa lama pemadaman tersebut.
"Pemberitahuan ini sangat dibutuhkan, untuk koordinasi supaya kerugian dapat ditekan. Maka PLN wajib memberitahukan kapan pemadaman dan berapa lama supaya kita siap-siap," katanya.
Ditambah para pelaku industri tekstil ini tidak boleh menggunakan genset saat padamnya lampu.
Karena penggunaan genset sendiri harus berizin, padahal genset ini digunakan pada saat emergency.
Artikel ini telah tayang di Tribuncirebon.com dengan judul API Sebut Kerugian Capai Rp 500 Miliar Akibat Listrik Padam di Pulau Jawa dan Banten