Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Berbagai pembahasan pro dan kontra muncul mengenai empat start-up atau unicorn atau decacorn Indonesia (Go-Jek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak) yang umumnya berupa Venture Capital penuh.
Bahkan ada yang prihatin kalau deviden akan mengalir ke luar Indonesia.
"Investor di start up atau unicorn atau decacorn (pada umumnya Venture Capital) tidak mengandalkan dividen untuk mengembalikan investasinya," ungkap Rudiantara, S.Stat., M.B.A, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (60) kepada Tribunnews.com, Kamis (8/8/2019).
Menurutnya apa yang dilakukan para unicorn Indonesia sudah benar, umumnya tidak mengandalkan devidennya untuk mengembalikan investasi yang masuk ke dalam perusahaan tersebut.
Baca: Bupati Ini Menyamar Jadi Pelanggan PSK, Keluar Masuk Lokasi Prostitusi, Temuannya Mengejutkan
Selain itu Rudiantara juga mengungkapkan adanya jalur exit yang akan terjadi melalui mekanisme pasar modal.
"Investor start up akan exit melalui mekanisme pasar modal, saat P&L (Profit and Loss Statement ) mereka sudah bagus," kata Rudiantara.
Itulah memang yang umumnya dilakukan investor start up di berbagai tempat.
"Selain itu apabila mereka listed di Indonesia Stock Exchange, maka ada kesempatan bagi investor retail Indonesia untuk membeli saham yang semula dimiliki investor," ungkap Rudiantara.
Menkominfo juga mengingatkan adanya peluang investor Indonesia memasuki perusahaan start up tersebut melalui pasar modal.
Dengan demikian sebenarnya mekanisme yang ada di sana tidaklah berbeda dengan perusahaan lainnya.
"Mekanisme ini tidak berbeda dengan perusahaan non start up (unicorn) lain yang listed di Indonesia Stock Exchange," ujar Rudiantara.