Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk meraup laba Rp 16,16 triliun di semester I-2019.
Nilai tersebut tumbuh 8,18 persen (yoy) dibandingkan catatan laba bersih periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 14,93 triliun.
Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan pertumbuhan laba ditopang dari penyaluran kredit sebesar Rp 888,32 triliun atau tumbuh 11,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan laba 8 persen ini melambat karena kita bebankan anak perusahaan yang baru diakusisi dan kebetulan bermasalah kemarin. Sudah kita hitung sesuai valuasi saat kita akusisi,” papar Suprajarto di Bank BRI Pusat, Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Laporan keuangan BRI pada Selasa (13/8/2019), pertumbuhan laba perseroan ditopang oleh pendapatan bunga bersih perseroan yang tumbuh sebesar 4,37 persen (yoy).
Baca: Ini Jurus BRI Jaga Layanan Perbankan Tetap Normal
Dari Rp 38,24 triliun (1H/18) menjadi Rp 39,92 triliun (1H/19).
Minimnya pertumbuhan pendapatan bunga bersih perseroan membuat beberapa rasio keuangan BRI juga ikut melandai.
Net interest margin (NIM) perseroan turun 64 bps dari 7,64 persen (1H/18) menjadi 7,02 persen (1H/19), kemudian return of asset (RoA) turun 6 bps dari 3,37 persen (1H/18) menjadi 3,31 persen (1H/19).
Sedangkan return of equity (RoE) turun 31 bps dari 19,33 persen (1H/18) menjadi 19,02 persen (1H/19).
Meski demikian kredit perseroan masih mencatat pertumbuhan mumpuni sebesar 11,76 persen (yoy).
Dari Rp 791,03 triliun (1H/18) menjadi Rp 884,11 triliun (1H/19).
Perseroan juga mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 945,05 Triliun atau tumbuh 12,78 persen.
Proporsi DPK BRI masih mendominasi oleh dana murah (CASA) berupa tabungan dan giro dengan komposisi mencapai 57,35 persen.