News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jumlah Investor Reksa Dana di Indonesia Baru 0,25 Persen dari Jumlah Penduduk

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pialang saham kini mulai memanfaatkan fasilitas percakapan Facebook Messenger untuk transaksi saham dan transaksi exchange traded fund (ETF) atau reksadana yang diperdagangkan di bursa efek.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, jumlah investor reksa dana di Indonesia masih minim, hanya 0,25% dari total penduduk.

Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto mengatakan, jumlah tersebut berada dibawah negara di Asia Tenggara lain yang rata-rata mencatatkan porsi 20 persen.

"Dibandingkan dengan beberapa negara di Asia Tenggara yang mencapai 20% dari penduduknya, sehingga kita harapkan (industri reksa dana) akan terus berkembang," ujarnya dalam acara Bareksa-Kontan 3rd Fund Awards 2019 di Annex Building, Jakarta, Rabu (18/9/2019).

Sujanto menjelaskan, OJK akan mendorong pelaku industri melakukan inovasi, terutama dalam transaksi reksa dana untuk menambah jumlah investor.

"Sudah boleh bayar melalui elektronik tahun 2016, kemudian tahun 2017, OJK bersama salah satu pelaku industri buat pilot project pembayaran melalui minimarket dan sukses," katanya.

Beberapa inovasi tersebut diyakininya bisa memperluas akses distribusi ke masyarakat di pelosok yang ingin investasi reksa dana.

Baca: Imam Nahrawi Tersangka, Bagaimana Nasib Bonus Atlet Bulutangkis yang Jadi Juara Dunia?

Sebagai contoh, untuk pembayaran elektronik bisa memanfaatkan e-money dan e-wallet sebagai metode pembayaran transaksi reksa dana secara online.

"Pelaku industri harus perhatikan aspek kehati-hatian dari risiko kemanan siber, seiring pemanfaatan teknologi dalam penjualan reksa dana," pungkas Sujanto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini