TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Hero Supermarket Tbk (HERO) telah menutup puluhan toko retailnya.
Di awal tahun ini, perusahaan retail yang berdiri sejak 1971 itu menutup sebanyak 26 gerai.
Kemudian enam gerai Giant di kawasan Jabodetabek juga ditutup pada 28 Juli lalu.
Direktur HERO Hadrianus Wahyu Trikusumo menjelaskan, penutupan gerai tersebut dikarenakan perusahaan sedang melakukan transformasi bisnis untuk jangka panjang.
Baca: Hero Buka Gerai Baru Pertama di Tahun Ini
"Kalau kita liat secara perusahaan HERO di dalamnya ada Hero, Giant, Guardian. Jadi secara perusahaan kita melakukan multiyear transformasi bisnis dengan melihat lagi investasi ke depan. Yang kita lakukan saat ini adalah untuk beberapa tahun ke depan bukan shortterm," kata Hadrianus usai pembukaan Hero Supermarket Casa Domaine, Jakarta, Kamis (19/9/2019).
"Itu adalah transformasi bisnis kitalah untuk beberapa tahun ke depan. Bukan cuma pemberitaan tutup, tutup, tutup. Kita tidak bisa hanya lihat satu sisi aja. Kita lihat jangka panjang," lanjutnya.
Dia mengakui, persaingan bisnis di Indonesia meningkat dalam beberapa tahun seiring dengan perkembangan teknologi, sehingga perilaku konsumen ikut berubah. Untuk itu, pihaknya akan menjajal kerja sama dengan para pebisnis digital.
"KIta kan gerai Hero untuk tipe pelanggan tertentu yang masih suka belanja, datang ke toko melihat dan memilih. Tapi terlepas dari itu kita mencoba juga lah untuk digital lah buat milenial," kata Hadrianus.
"Ke depan kita juga nanti kita juga ada partner lain untuk melakukan delivery. Mungkin belum bisa saya katakan sekarang tapi kita akan melakukan kerja sama," imbuhnya.
Hadrianus menyebutkan, saat ini jumlah gerai Hero Supermarket di Indonesia adalah 36 unit. Di Jakarta terdapat 16 gerai, dan sisanya berada di Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Lombok, hingga Papua.
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan per Desember 2018, Hero mengalami kerugian mencapai Rp 1,25 triliun. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yang merugi Rp 191 miliar.
Sedangkan pada laporan keuangan per Maret 2019, HERO kembali mencatat kerugian Rp 3,5 miliar, lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar Rp 4,1 miliar.