Materi berupa pengetahuan tentang pengelolaan keuangan (financial literacy) serta kedisiplinan. Pemantauan dan pendampingan akan terus dilakukan selama pendanaan berjalan.
Amartha saat ini menjadi salah satu fintech yang agresif melakukan dukungan permodalan untuk UMKM. Perusahaan yang bernaung di bawah PT Amartha Mikro Fintek ini telah menjangkau klien di Sulawesi dengan didukung 34 cabang yang dibuka di Makassar, Pangkajene, Barru, Pare Pare, Pinrang, Gowa, Takalar, Palopo, Bone, Sopeng, Wajo, Sinjai, Jeneponto, Bulukumba dan Bantaeng.
Di acara talkshow edukatif di depan mahasiswa bertajuk Impact Talk Vol.3 dengan tema “Fintech untuk Generasi Cerdas” di Gedung IPTEKS, Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar, Selasa (1/10/2019), Andi Taufan Garuda Putra selaku pendiri dan CEO Amartha menyatakan, pihaknya telah menyalurkan pendanaan Rp 1,38 triliun kepada lebih dari 291 ribu perempuan pengusaha mikro di desa.
Saat ini tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih rendah. Hasil riset OJK pada tahun 2016 hanya 29,7% masyarakat yang paham inklusi keuangan.
Baca: Partai Koalisi Saling Berebut Kursi, Hilang Sudah Fungsi Legislatif di DPR
Berdasarkan riset tersebut, 1% kenaikan inklusi keuangan akan mendorong kenaikan pertumbuhan PDB per kapita sebesar 0,03%. Tahun 2019, OJK menargetkan untuk meningkatkan inklusi keuangan hingga 35%.
Andi Taufan menjelaskan, pihaknya berperan aktif dalam mendorong inklusi keuangan dengan memberikan akses keuangan dan edukasi kepada mitra, yang merupakan perempuan pengusaha mikro di pedesaan, serta pendana Amartha terutama kaum milenial yang mencapai 68%.
Baca: Jokowi Tak Menjawab Pertanyaan Wartawan tentang Penangkapan Musisi Ananda Badudu
Andi memaparkan, selain memberikan pendanaan untuk usaha produktif, Amartha juga memberikan pendampingan mengenai pengelolaan keuangan dan tata cara pengelolaan usaha kepada mitra Amartha.
Lebih dari 1,38 triliun rupiah modal usaha dari pendana di Amartha telah tersalurkan kepada lebih dari 290 ribu mitra usaha perempuan di Indonesia.