Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - World Bank menyatakan, sekitar 6,8 miliar penduduk dunia akan tinggal di perkotaan pada 2050, naik dari posisi saat ini sebanyak 4,2 miliar.
Global Director, Urban, Resilience & Land World Bank Sameh Wahba mengatakan, melesatnya jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan didorong program urbanisasi.
"Urbanisasi bawa manfaat penting, 55 persen dari populasi dunia tinggal di kota. Ada tambahan 2,5 miliar dari saat ini 4,2 miliar penduduk dalam 30 tahun mendatang," ujarnya di Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Sameh menyampaikan, lonjakan tersebut setara satu negara Turki setiap tahun atau satu Indonesia setiap tiga tahun.
Baca: Sri Mulyani Warning Perusahaan-perusahaan Indonesia Waspada, Ada Apa Sebenarnya?
Namun, dia menjelaskan, peningkatan itu membawa manfaat penting karena program urbanisasi sejalan dengan pengentasan kemiskinan.
"Tidak ada status negara pendapatan menengah tanpa urbanisasi," katanya.
Baca: Ketua DPR Puan Maharani Punya Total Kekayaan Rp 363,37 Miliar, Utangnya Rp 49,7 Miliar
Menurut Sameh, program ini bisa mengentaskan kemiskinan dengan rumus 1 persen peningkatan urbanisasi bisa menurunkan 1 persen jumlah masyarakat miskin.
"Jadi, urbanisasi yang dikelola secara baik bisa memberi manfaat terhadap pengentasan kemiskinan," tuturnya.
Karena itu, World Bank menekankan kepada pemerintah jika urbanisasi tidak digencarkan maka akan menimbulkan beberapa dampak buruk.
"Tekanan ke pemerintah daerah dan pelaksana layanan bila tidak dikelola akan timbul kemacetan, polusi, daerah kumuh, dan buruknya infrastruktur," ujar Sameh.