TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Jasa Raharja (Persero) membukukan laba bersih Rp 1,1 triliun hingga triwulan III 2019.
Corporate Secretary Jasa Raharja Harwan Muldidarmawan menjelaskan angka tersebut tumbuh 5,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Capaian ini berkat peran tugas Jasa Raharja memberikan santunan korban maupun ahli waris, kami tidak mengejar pencapaian laba yang dominan. Pendanaan untuk korban kecelakaan harus optimal,” ucap Harwan di Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Menurutnya, Jasa Raharja tidak mematok pencapaian target laba bersih yang ditetapkan tahun ini yakni Rp 1,8 triliun.
“Kami tidak mengejar target selisih Rp 7 triliun hingga akhir tahun. Terpenting buat kami melaksanakan amanah tentang asuransi kecelakaan untuk negeri,” paparnya.
Ia menambahkan tantangan zaman di masa depan semakin kompleks, tantangan tersebut meliputi sektor teknologi, tren budaya, dan tren ekonomi.
Harwan menegaskan, Jasa Raharja harus tanggap dengan perkembangan sektor teknologi yang begitu pesat.
Baca: Triwulan III 2019, Jasa Raharja Sudah Serahkan Santunan Rp 1,96 Triliun
Saat ini tren teknologi telah mengarah pada transportasi daring, big data, dan pembayaran elektronik.
“Jika tidak mau mengikuti perkembangan maka dapat tergilas dengan kemajuan zaman. Kita harus cepat tanggap terhadap perkembangan yang ada. Kemudian, banyak pula model bisnis yang berbasis kemitraan,” ujarnya.
Karenanya, Jasa Raharja merangkul Link Aja sebagai penyedia pembayaran digital yang dikelola BUMN.
Tantangan lain yang tak kalah penting adalah di sektor organisasi, yakni adanya perubahan lingkungan bisnis.
Untuk mengantisipasi hal ini, dibutuhkan sikap tanggap, tangkas dan tangguh dalam menghadapi revolusi industri 4.0, Jasa Raharja juga harus menyesuaikan pola kepemimpinan era generasi millenial.
Para generasi ini harus diperlakukan sesuai dengan zamannya.
“Caranya adalah dengan keluar dari rutinitas kantor dan berinteraksi dengan jajaran, tidak memaksa tapi mengajak, mengejar inovasi, dan memberi inspirasi,” bebernya.