Laporan wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ruas tol Jakarta-Cikampek layang (elevated) sepanjang 38 kilometer akan dioperasikan dalam waktu dekat. Jalan tol ini terbentang dari ruas Cikunir hingga Kerawang Barat (km 9+500 sampai dengan km 47+500).
Rencananya tol layang Jakarta-Cikampek ini hanya akan digunakan oleh kendaraan golongan I. Terkait hal tersebut, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan kecepatan kendaraan menjadi aspek krusial.
Menurut dia, kecepatan kendaraan perlu dibatasi sesuai dengan regulasi yang telah dibuat Kementerian Perhubungan melalui PM Perhubungan Nomor 111 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan.
"Perlu alat pengukur kecepatan disertai tindakan tegas untuk mengantisipasi kecelakaan di ruas tol layang," kata Djoko dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Selasa (12/11/2019).
"Kendaraan kecil cenderung ngebut, apalagi dengan tidak ada truk. Maka perlu ketegasan untuk menindak pengguna dengan kecepatan di atas ketentuan," tambahnya.
Baca: Dibangun di Dekat Tol Layang Jakarta-Cikampek, Emerald Park Tahap Pertama Ludes dalam Sehari
Lebih lanjut Djoko menjelaskan, dalam pasal 3 PM 111/2015 disebutkan bahwa setiap jalan memiliki batas kecepatan tertinggi yang ditetapkan secara nasional.
Batas kecepatan paling tinggi meliputi batas kecepatan jalan bebas hambatan, jalan antar kota, jalan pada kawasan perkotaan, jalan pada kawasan permukiman. Untuk jalan bebas hambatan juga ditetapkan batas kecepatan paling rendah.
"Batas kecepatan paling rendah ditetapkan 60 kilometer per jam dalam kondisi arus bebas dan paling tinggi 100 kilometer per jam untuk jalan bebas hambatan," terangnya.
Selain itu, akademisi Universitas Katolik Soegijapranata itu menilai perlunya ketegasan untuk menertibkan angkutan kendaran berukuran lebih dan bermuatan lebih atau over dimension over loading (ODOL). Hal itu guna mengurangi risiko kecelakaan.
"Jenis kecelakaan yang kerap terjadi di jalan tol adalah tabrak belakang truk barang dan ban pecah. Oleh sebab itu perlunya menerapkan batas kecepatan dan menilang mobil barang ukuran lebih dan muatan lebih," ujarnya.