Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan pada Kamis (14/11/2019) mengungkap soal rencana investasi Hyundai di Indonesia sebesar 1 miliar dolar AS atau sekira Rp 14 triliun.
Akan tetapi, selang sehari Hyundai Motor Company membantah akan berinvestasi dengan nilai tersebut.
Mantan Ketua BKPM, Thomas Lembong mengatakan bahwa akan butuh upaya lebih besar untuk meyakinkan Hyundai.
"Saya kira mungkin untuk meyakinkan industri otomitif seperti Hyundai untuk membangun pabrik membutuhkan effort extra, insentif tambahan, dorongan tambahan, terobosan dan inovasi regulasi yang ekstra," jelas Thomas usai mengisi acara Indonesia Economic Forum di Hotel JW Marriott, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (20/11/2019).
Upaya tambahan yang dilakukan untuk meyakinkan perusahaan asal Korea tersebut senada dengan kondisi industri otomotif dunia yang lesu selama 2019.
Baca: Ahok Bakal Masuk BUMN, Jadi Bos Pertamina atau PLN? Ini Kata Luhut Binsar Pandjaitan
Menanggapi kabar investasi Hyundai, Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional, Rizal Affandi Lukman menjelaskan tidak dapat mengonfirmasi mengenai nilai investasi Hyundai yang diungkap Luhut.
"Saya ngga bisa mengkonfirmasi sebesar itu atau tidak, nanti tunggu Presiden ke Korea minggu depan. Nanti Hyundai dengan pengusaha Korea lainnya bertemu dengan Presiden. Saya kira di situ akan disampaikan berapa komitmen mereka untuk inves di Indonesia," ungkap Rizal.
Menurut Rizal, Hyundai memang masih melakukan penjajakan dengan Indonesia.
"Rencananya mereka tertarik untuk mengembangkan di Indonesia. Sekarang dalam proses penjajakan untuk segala sesuatunya," tambahnya.