TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo untuk merevisi aturan larangan penangkapan dan ekspor benih lobster menuai keberatan banyak pihak.
Regulasi larangan ekspor benih lobster diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) Nomor 56 Tahun 2016, tentang Larangan Penangkapan dan atau Pengeluaran Lobster, Kepiting, dan Rajungan dari Indonesia.
Ekspor lobster saat masih benih dinilai kurang menguntungkan, lantaran nelayan Indonesia bisa meraup lebih banyak uang jika lobster dijual sudah berukuran dewasa.
Baca: Tanggapi Isu Susi Pudjiastuti akan Jadi Dirut Garuda, Andre Rosiade: Kewenangan Kementerian BUMN
Baca: Susi Pudjiastuti Heran Edhy Prabowo Akan Legalkan Ekspor Baby Lobster untuk Kurangi Penyelundupan
Baca: Sebut Ongkos Penyelundupan Benih Lobster Bisa Beli Brompton, Susi Pudjiastuti: Nah Tahu Kan Sekarang
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dalam postingan akun Twitter pribadinya menulis, satu paket benih lobster berisikan 8.000 ekor bila tidak diekspor harganya mencapai miliaran rupiah.
Bahkan, bila benih lobster ini tetap terpelihara di alamnya, maka harganya setara dengan 20 motor Harley Davidson.
"1 backpack bibit lobster +_ min 8.000 ekor Rp-nya sama dengan 2 harley = 60 Brompton, kalau bibit ini tidak diambil, di laut & jadi besar nilai jadi minimal 20 harley = 600 brompton, tidak usah kasih makan, Tuhan yang memelihara, manusia bersabar, menjaga pengambilannya. Tuhan lipatkan gandakan," kata Susi seperti dikutip dalam akun twitternya, Minggu (15/12/2019).
Lantas, kenapa harga lobster begitu mahal di pasar dunia?
Melansir Business Insider, harga lobster di pasaran dunia memang sangatlah mahal. Di Amerika Serikat (AS) yang jadi negara yang permintaan lobsternya sangat tinggi di dunia, sepiring menu lobster yang beratnya 1 pound (0,5 kg) di restoran dihargai sekitar 45 dollar AS atau sekitar Rp 630.000 (kurs Rp 14.000).
Harga bisa jauh lebih tinggi tergantung lokasi restoran. Beberapa faktor penting jadi penyebab mahalnya harga lobster di negara-negara tujuan ekspor.
Setelah ditangkap nelayan, distribusi lobster juga terbilang panjang hingga sampai ke meja restoran.
Tak seperti komoditas perikanan lain, hampir sulit menemukan tempat budidaya lobster yang bisa menghasilkan lobster dengan harga murah.
Ini lantaran makhluk yang dikategorikan sebagai crustea ini memiliki pertumbuhan yang lambat, banyak makan, dan rentan terhadap penyakit.
Selain itu, membudidayakan lobster untuk diambil telurnya juga sangat sulit. Kondisi ini yang menyebabkan benih losbter harus diambil dari alam oleh nelayan.
Suplai benih lobster sendiri memang sangat mengandalkan alam liar.