Antara lain dengan mengembangkan fitur baru search engine location.
"Kita sedang kembangkan search engine location agar pemilik brand sebagai klien bisa menemukan di mana saja lokasi beriklan yang bisa mereka manfaatkan. Teknologi yang kita miliki juga bisa memantau berapa viewers dari iklan yang dipasang," jelasnya.
Kwarta menjelaskan, flow atau alur transaksi beriklan via platform AdPoint adalah, pemilik brand melakukan book space terlebih dulu, kemudian melakukan media order, lalu dilanjutkan media invoice, dan kemudian materi iklannya ditayangkan.
"Yang membedakan kita dengan yang marketplace lain, kita punya data analytics yang tingkat akurasinya cukup tinggi," jelas Kwarta.
"Kita berusaha membantu para brand menemukan di mana lokasi paling tepat untuk menempatkan iklannya sekaligus meningkatkan akurasi dan penetrasi mereka di market. Kita juga sediakan layanan manajemen konten iklan sampai perangkatnya," beber Kwarta.
Ke depan, platformnya juga akan dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI). Teknologi ini untuk media beriklan outdoor akan membantu mengidentifikasi berapa pengguna alan yang lewat danmenyaksikan iklan yang dipasang.
Selain itu teknologi ini juga bisa mengidentifikasi gender dan usia masyarakat dan pengguna jalan yang menyaksikan iklan yang ditayangkan, dan lain lain.
"Ini akan menjadi tantangan kita untuk mewujudkannya ke depan," ungkapnya.
Djati Mahendra Wirabuana, Head of IT AdPoint menambahkan, teknologi AdPoint saat ini merupakan versi yang pertama dan ke depan memang akan terus dikembangkan.
Platform AdPoint dikembangkan sejak 2017 dan kini menjalin kerjasama dengan pemilik media periklanan di 1.000 titik.
Di Indonesia dan di luar negeri, AdPoint juga menjalin kerjasama dengan maskapai penerbangan, antara lain AirAsia dan Singapore Airlines untuk penjualan space dan media beriklan mereka.
AdPoint juga telah menjalin kerjasama dengan dua operator transportasi di Singapura.