Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan tak ingin jajaran direksi dan komisaris BUMN diganti berkali-kali.
Saat ini Erick masih mencari sosok-sosok pemimpin untuk sejumlah perusahaan merah. Dia berharap para bos BUMN nantinya bisa menjabat dalam kurun waktu yang lama.
"Saya ingin mau 15 (BUMN penyumbang laba terbesar) atau 127 (BUMN lainnya) direksi dan komisaris jangan gonta-ganti nantinya. Mana ada kestabilan kalau kepemimpinannya gonta-ganti tiap lima tahun, kalau bisa selesai," kata Erick di kantornya, Jakarta, Jumat (5/10/2020).
Selain itu, Erick mengaku telah menbuat indukator penilaian (key performance indicator/KPI) terhadap jajaran direksi dan komisaris BUMN.
Baca: Janji Tuntaskan Kasus Jiwasraya, Erick Thohir Singgung Visi Anies Baswedan
Dia ingin pemimpin BUMN memilik ahlak, loyalitas dan kemampuan kerja sama yang baik.
"Untuk pergantian BUMN itu selain punya assesment yang sudah punya jalan, sekarang review lagi supaya kualitas lebih tinggi," kata Erick.
"Hasilnya kalau 15 besar ada TPA (tim penilaian akhir) supaya menteri terkait dan pak presiden bisa punta privilege tapi yang usulin tetap saya berdasarkan assesment dan nama-nama diajukan. Sisanya ada assesment. Di luar 15 itu lebih ke saya," sambungnya.
Kalaupun ada pergantian pengurus di kemudian hari, Erick ingin hal tersebut dilakukan atas alasan yang jelas sesuai dengan KPI masing-masing bos BUMN.
"Kalau tidak selesai, ada catatan apa karena KPI tidak sampai target, atau secara operasional menyalahi tata kelola perusahaan yang baik, misal window dressing laporan keuangan," jelas dia.