Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan, biaya operasional mobil bensin menghabiskan sekira Rp 8.500 per 10 kilometer (km), sedangkan kalau versi listrik hanya Rp 3.000 saja per 10 km.
Wakil Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kalau pakai mobil listrik, per 10 km itu butuh daya sebanyak 2 Kwh.
"Jadi, itu 2 Kwh. Kalau listrik 2 Kwh tarif per Kwh itu Rp 1.267, sekira Rp 1.500 kali 2 itu Rp 3.000," ujarnya di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Menurut Darmawan, peralihan dari mobil bensin ke listrik dapat menghemat sekira 60 persen, namun tantangannya adalah harga masih mahal.
"Tantangan mobil listrik karena belum ada insentif, kalau beli mobil bensin itu misal Xpander Rp 250 juta. Kalau beli versi listrik harganya Rp 500 juta," katanya.
Baca: Ganti BBM dengan Listrik, PLN Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dekati 7 Persen
Ia menjelaskan, jika hargamya sama-sama Rp 250 juta maka konsumen pada hari pertama pemakaian langsung hemat biaya operasional.
"Biaya bensin separuhnya, tapi dengan harga hampir 2 kali lipat. Hemat operasional iya, tapi balik modal 9 tahun karena mahal diawal, keekonomiannya kurang," pungkas Darmawan.