"Saya ingin membereskan kondisi keuangan saya yang sudah menipis."
"Soalnya gaji saya di PT Inti turun di atas 50 persen dibanding gaji sebelum masuk perusahaan BUMN," terang Irfan selepas konferensi pers di Kementerian BUMN Jakarta, Senin (30/7/2012), dilansir Kompas.com.
Saat itu, Irfan menjelaskan sebenarnya ia tidak pernah mempermasalahkan gaji.
Namun, lanjut Irfan, kondisi tabungan yang menipis membuat ia memilih mencari pekerjaan lain.
"Sebagai BUMN kecil, gaji dan tantiemnya tidak besar. Tapi saya tidak pernah keberatan dengan gaji."
"Namun kalau tabungan saya menipis, boleh dong saya cari yang lebih baik lagi," ujar Irfan.
Surat pengunduruan dirinya itu diterima langsung oleh Menteri BUMN saat itu, Dahlan Iskan.
Seusai berkarier di perusahaan pelat merah, Irfan lantas melanjutkan kariernya di sejumlah perusahaan swasta.
Irfan lalu berkarier di PT Titan Mining Indoensia dari Agustus 2012 hingga Juni 2014.
Setelahnya, Irfan lalu menjadi CEO PT Cipta Kridatama pada Juli 2014 hingga Mei 2017.
Tak berhenti di situ, Irfan juga pernah diangkat sebagai COO di ABM Investama Tbk PT (ABMM) dari Mei 2015 hingga Mei 2016.
Selain itu, Irfan juga menjadi President Director & CEO Reswara Minergi Hartama pada Mei 2017 hingga Desember 2017.
Irfan juga pernah menjabat sebagai CEO Sigfox Indonesia yang merupakan perusahaan pengelola jaringan internet of Things sejak Februari 2019 lalu.
Sebelum ditunjuk menjadi Diektur Utama Garuda Indoensia, Irfan mengaku telah beberapa kali bertemu dengan Menteri BUMN Erick Thohir.