TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah produksi kopi Indonesia sekitar 729 ribu ton dengan pemanfaatan luas lahan 1,24 juta hektare pada 2018.
Capaian ini terbilang masih rendah karena komoditas kopi paling diunggulkan ekspor ke lima negara USA, Jerman, Malaysia, Jepang, dan Italia.
Untuk itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berupaya meningkatkan produksi kopi Indonesia melalui tiga cara untuk mengejar produksi 1 juta ton dengan pemanfaatan luas lahan 1,74 hektare pada 2024.
Baca: Sandiaga Uno: Tahun 2020, Saatnya UMKM Go to The Next Level
“Pertama ekstensifikasi lahan, kedua pembangunan kebun bibit untuk replanting kopi dan ketiga intensifikasi lahan,” kata Teten dalam diskusi Scopi di The H Tower, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2020).
Teten menjabarkan petani kopi dapat memanfaatkan lahan perhutanan sosial hingga meningkatkan produksi dari 800 kilogram (kg) per hektare menjadi 2 ton per hektare.
“Problem kita petani perorangan dengan lahan yang terbatas jadi pendapatan mereka rendah. Kami sedang menggodok lahan persoalan ini dengan Mentan. Bagaimana mengonsolidasi petani per orangan ke lembaga hingga menjadi skala bisnis,” ujarnya.
Kemenkop dan UKM, lanjut Teten, memperkuat organisasi pentani dalam bentuk koperasi untuk dapat memudahkan perani memperoleh akses pembiayaan.
Koperasi petani juga dapat memperkuat posisi tawar petani kepada off-taker.
Menkop meyakini saat ini brand-brand kopi lokal mampu bersaing dengan brand-brand kopi dari luar negeri.
Menurutnya kualitas dan cita rasa kopi Indonesia lebih baik dari kopi luar.
“Karena itu kita harapkan produk lokal bisa meningkat dari segi volume bisnisnya, asalkan dikonsep dengan baik maka akan memiliki value yang tinggi," tuturnya.