News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Analis Sebut Belum Ada Tanda-tanda IHSG Berbalik Arah Menguat

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (5/3/2020). Hanya bertahan di zona hijau sesaat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali turun 17 poin atau 0,31% ke 5.632 pasca adanya 2 WNI yang terkena virus Covid-19. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara analisa teknikal bergerak break out support fractal yang berada dilevel 5.288.

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menjelaskan, IHSG membentuk inverted wave 5 pada cycle yang lebih kecil dengan target fibonacci ratio 161,8 persen dikisaran 5.026 pada tarikan wave 4 dari 5.288 hingga 5.715.

"Secara teknikal potensi pelemahan masih menghantui dan belum adanya tanda-tanda pembalikan arah. Kalaupun rebound hanya percobaa berbalik kuat diatas 5.100," ujarnya di Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Baca: Masuk Skenario Merah, IHSG Diperkiraan Kembali Melemah ke Level 5.000

Baca: IHSG Ditutup Positif Awal Februari

Lanjar memperkirakan, pergerakan IHSG masih cenderung bearish dengan potensi aksi buy on weakness investor dibeberapa saham blue chip yang telah turun signifikan untuk trading jangka pendek dengan support resistance 5.026-5.172.

"Saham-saham telah turun signifikan dan dapat dicermati secara teknikal di antaranya ACES, ASII, BBNI, BBTN, LPPF, SCMA, dan WIKA," katanya.

Sementara itu, IHSG kemarin turun signifikan 6,58 persen sebesar 361,73 poin kelevel 5.136,81 mengiringi pelemahan ekuitas Asia pasca turunnya harga minyak setelah pecahnya aliansi OPEC+ akibat penolakan pangkas produksi disalah satu negara anggota.

Investor domestik panic selling terlihat dari catatan aksi beli justru pada investor asing sebesar Rp 217,84 miliar net buy di seluruh papan perdagangan.

Sektor Aneka Industri minus 9,42 persen dan pertanian minus 8,26 persen memimpin pelemahan dengan saham ASII minus 11,45 persen dan IMAS minus 11,76 persen.

Kemudian, Indeks Keyakinan Konsumen turun lebih dari ekspektasi kelevel 117,7 dan perkiraan 119 menjadi trigger penekan disaat sentimen global dan komoditas sangat membebani pergerakan ekuitas regional dan global.

Selaim itu, nilai tukar rupiah turun lebih dari 1 persen yakni sebesar 1,05 persen ke level Rp 14.392,50 memberikan sinyal panic pada investor domestik maupun asing pada aset beresiko maupun aset haven didalam negeri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini