Laporan Reporter Bidara Pink
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia dikhawatirkan ikut menggerogoti pertumbuhan ekonomi nasional di 2020 ini.
Ekonom Bank Permata memprediksi ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan tumbuh di kisaran 4,1 sampai 4,5 persen karena terdampak virus corona.
"Perekonomian Indonesia pada tahun 2020 akan menghadapi tantangan dari Covid 19 yang signifikan mempertimbangkan status Covid 19 yang sudah dinyatakan pandemi global sehingga dampak penyebarannya meluas," kata ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan.co.id, Sabtu (22/3/2020).
Baca: Ikuti Himbauan Anies, 974 Perusahaan di Jakarta Pekerjakan Karyawannya dari Rumah
Josua menambahkan, transmisi dampak wabah ini terhadap perekonomian Indonesia memengaruhi sisi produksi dan sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta sektor-sektor yang menyokong pertumbuhan ekonomi domestik.
Baca: Hati-hati, Klorokuin Itu Obat Penyembuhan, Bukan untuk Pencegahan Corona
Seperti contohnya konsumsi rumah tangga. Seperti yang diketahui, konsumsi rumah tangga merupakan roda penggerak perekonomian yang terbesar.
Bahkan, di sepanjang tahun lalu, sektor ini berkontribusi lebih dari 50 persen untuk perekonomian Indonesia.
Baca: Suami Positif Psikotoprika, Vanessa Angel yang Mungkin Jadi Tersangka
Dengan adanya wabah ini, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan akan melambat disebabkan oleh daya beli masyarakat yang cenderung menurun mengingat beberapa sektor ekonomi akan terkena dampak yang cukup signifikan.
Sektor-sektor tersebut antara lain industri manufaktur, perdagangan, pariwisata, serta subsektor turunannya.
"Bahkan, beberapa provinsi yang merupakan daerah tujuan wisata juga berpotensi menurun. Tingkat pertumbuhan konsumsi cenderung melambat setidaknya pada semester I tahun 2020," ujar Josua.
Demikian juga dengan investasi di tahun ini diperkirakan akan melambat sejalan dengan terganggunya global value chain dan prospek ekspor ke pasar global.
Ini juga terlihat dari impor barang modal selama dua bulan pertama tahun ini yang terkontraksi sekitar 10,6% yoy dari periode yang sama tahun lalu.
Demikian juga dengan bahan baku turun 4,8% yoy.
Sementara itu, kinerja ekspor barang dan jasa juga berpotensi menurun. Khususnya ekspor jasa untuk pariwisata akibat langkah lockdown yang diambil sejumlah negara.